Jakarta, Pahami.id —
Kelompok jihad Negara Islam (ISIS) mengaku sebagai dalang pengeboman yang menewaskan sedikitnya 84 orang di Kerman, Irandekat makam Panglima Pasukan Quds Jenderal Qaseem Soleimani pada Kamis (4/1).
Jumlah korban tewas direvisi turun dari sekitar 103 orang sehari setelah apa yang oleh pihak berwenang Iran disebut sebagai “serangan teroris” pada peringatan empat tahun kematian seorang jenderal yang tewas dalam serangan pesawat tak berawak AS di Bagdad empat tahun lalu.
Klaim ISIS ini muncul ketika Iran memperingati hari berkabung nasional bagi mereka yang tewas dalam ledakan tersebut.
Dilaporkan AFP, dalam sebuah pernyataan di Telegram, ISIS mengatakan dua anggotanya “mengaktifkan rompi peledak” di antara kerumunan yang datang untuk menghormati Soleimani pada peringatan kematiannya.
Kantor berita IRNA sebelumnya melaporkan bahwa penyelidik Iran mengkonfirmasi bahwa ledakan pertama dilakukan oleh setidaknya satu “pelaku bom bunuh diri” dan percaya bahwa ledakan kedua adalah “kemungkinan besar adalah pelaku bom bunuh diri lainnya”.
Soleimani, yang memimpin operasi Garda Revolusi di luar negeri, Pasukan Quds, adalah musuh setia ISIS, kelompok ekstremis Sunni yang telah melakukan serangan sebelumnya di Iran yang mayoritas penduduknya Syiah.
Sehari setelah pemboman tersebut, Menteri Dalam Negeri Ahmad Vahidi berbicara kepada kantor berita ISNA tentang memperkuat keamanan di perbatasannya yang rawan dengan Afghanistan dan Pakistan.
Dia mengatakan pihak berwenang telah mengidentifikasi “titik-titik prioritas yang harus diblokir di sepanjang perbatasan” dengan kedua negara, yang telah lama menjadi titik akses utama bagi kelompok militan, penyelundup narkoba, dan migran gelap.
Ketegangan regional meningkat di tengah Perang Gaza yang meletus ketika kelompok militan Palestina Hamas melancarkan serangan mematikan pada 7 Oktober terhadap Israel. Namun Teheran membantah keterlibatannya.
Presiden Ebrahim Raisi Mohammad Jamshidi, wakil kepala staf urusan politik, menyatakan di platform media sosial X bahwa “tanggung jawab atas kejahatan ini terletak pada AS dan rezim Zionis (Israel), dan terorisme hanyalah sebuah alat”.
Amerika Serikat menolak tuduhan bahwa mereka atau sekutunya Israel berada di balik pemboman tersebut, sementara Israel menolak berkomentar.
“Amerika Serikat tidak terlibat dalam apa pun, dan menyatakan sebaliknya adalah hal yang tidak masuk akal,” kata juru bicara Departemen Luar Negeri AS, Matthew Miller.
“Kami tidak punya alasan untuk percaya bahwa Israel terlibat dalam ledakan ini,” tambahnya. Ia juga menyampaikan simpatinya kepada para korban ledakan “mengerikan” itu dan keluarga mereka.
(sfr)
[Gambas:Video CNN]
!function(f,b,e,v,n,t,s){if(f.fbq)return;n=f.fbq=function(){n.callMethod?
n.callMethod.apply(n,arguments):n.queue.push(arguments)};if(!f._fbq)f._fbq=n;
n.push=n;n.loaded=!0;n.version=’2.0′;n.queue=[];t=b.createElement(e);t.async=!0;
t.src=v;s=b.getElementsByTagName(e)[0];s.parentNode.insertBefore(t,s)}(window,
document,’script’,’//connect.facebook.net/en_US/fbevents.js’);
fbq(‘init’, ‘1047303935301449’);
fbq(‘track’, “PageView”);