Jakarta, Pahami.id –
Polisi mengungkapkan jumlah dana Akun tidak aktif itu memicu tindakan penculikan Sampai pembunuhan Kepala Cabang Bank M. Ilham Pradipta (MIP) mencapai RP70 miliar.
Direktur Komisaris Kejahatan Polisi Jakarta Pahlawan Satya Triputra mengatakan jumlah itu masih bisa meningkat, karena proses yang sedang berlangsung.
“(Total) Tentu saja kami tidak tahu, tetapi dari apa yang telah diidentifikasi relatif tinggi, ada Rp60 miliar atau Rp. 70 miliar,” kata pahlawan di Polisi Metropolitan Jakarta pada Selasa (9/23).
Pahlawan tidak mengungkapkan akun senilai puluhan miliar dari bank mana pun. Namun, pahlawan tidak menolak akun juga ada di bank yang dimiliki negara.
“Kemarin lingkungan (bank milik negara), ada (juga) beberapa bank lain,” katanya.
Ilham, yang merupakan kepala kantor sub -bahasa (KCP) sebuah bank di Jakarta Center, adalah korban penculikan dan pembunuhan.
Mayat Ilham ditemukan di ladang distrik serangan baru, Distrik Bekasi, Kamis (8/21) di pagi hari. Sebelum kematian, korban diculik di tempat parkir pusat pembelian di Ciracas, Jakarta Timur pada hari Rabu (8/20).
Dalam hal ini, polisi menangkap 15 tersangka. Salah satunya adalah Dwi Hartono, yang dikenal sebagai Crazy Rich Jambi dan memiliki bisnis tutor online.
Selain 15 tersangka, dua tentara yang terlibat dalam kasus ini juga disebut tersangka. Keduanya adalah Sersan (Serka) N dan Coopral Two (Kopda) FH.
Menurut penyelidikan, motifnya diturunkan di balik penculikan dan pembunuhan karena ia ingin mentransfer uang dari akun yang tidak aktif ke akun perlindungan. Akun tidak aktif adalah akun yang tidak digunakan setidaknya selama tiga bulan.
“Motif pelaku untuk melakukan tindakan mereka, pelaku atau tersangka berencana untuk mentransfer uang dari akun yang tidak aktif ke akun perlindungan yang diberikan,” kata Komisaris Polisi Jakarta dari Komisaris Investigasi Polisi Triputra pada konferensi pers pada hari Selasa (16/9).
(Dis/dal)