Jakarta, Pahami.id —
Dewan Keamanan PBB (PBB) menjadi sorotan setelah menunda beberapa pemungutan suara mengenai resolusi di Gaza selama serangan itu Israel ke Palestina semakin kejam.
DK PBB akan kembali menggelar pemungutan suara hari ini, Jumat (22/12).
Sejumlah diplomat menyebut AS mulai menyetujui rancangan resolusi tersebut sehingga ada kemungkinan perwakilan negara Paman Sam tidak menggunakan hak veto.
Lantas apa isi rancangan resolusi yang mungkin akan disahkan AS?
“Langkah-langkah segera untuk segera membuka akses kemanusiaan yang aman dan tanpa hambatan, dan juga untuk menciptakan kondisi untuk menghentikan permusuhan yang berkelanjutan,” bunyi kalimat tersebut dalam rancangan baru yang disetujui AS, seperti diberitakan AFP.
Ayat tersebut tidak secara jelas menyebutkan seruan untuk segera mengakhiri pertempuran di Gaza.
Lebih lanjut, Duta Besar AS untuk PBB Linda Thomas-Greenfield mengatakan “jika resolusi tersebut diajukan sebagaimana adanya, maka kami akan dapat mendukungnya.”
Namun, beberapa negara anggota DK PBB lainnya, termasuk Rusia, keberatan dengan resolusi tersebut karena menilai resolusi tersebut hanya untuk memenangkan hati AS.
Greenfield membantah rancangan tersebut sengaja dibuat lemah agar AS meloloskannya.
“Rancangan resolusi tersebut merupakan resolusi yang sangat kuat dan didukung penuh oleh negara-negara Arab,” ujarnya.
DK PBB beberapa kali menunda pemungutan suara mengenai resolusi ini karena perdebatan sengit antar anggota.
Rancangan awal resolusi tersebut menuntut Israel dan Hamas mengizinkan dan memfasilitasi “penggunaan seluruh jalur darat, laut dan udara menuju dan seluruh Gaza” untuk pengiriman bantuan.
Kebijakan telah diubah menjadi “semua rute yang tersedia”. Para diplomat mengatakan usulan tersebut akan memungkinkan Israel untuk mempertahankan kendali atas akses.
AS juga mewaspadai rujukan dalam rancangan resolusi mengenai penghentian permusuhan. AS dan Israel menentang gencatan senjata karena mereka yakin gencatan senjata hanya menguntungkan Hamas.
Rancangan resolusi tersebut kini tidak menggunakan bahasa yang keras, seperti menyerukan “langkah-langkah mendesak untuk memungkinkan akses kemanusiaan yang aman dan tanpa hambatan.”
(isa/bac)
[Gambas:Video CNN]
!function(f,b,e,v,n,t,s){if(f.fbq)return;n=f.fbq=function(){n.callMethod?
n.callMethod.apply(n,arguments):n.queue.push(arguments)};if(!f._fbq)f._fbq=n;
n.push=n;n.loaded=!0;n.version=’2.0′;n.queue=[];t=b.createElement(e);t.async=!0;
t.src=v;s=b.getElementsByTagName(e)[0];s.parentNode.insertBefore(t,s)}(window,
document,’script’,’//connect.facebook.net/en_US/fbevents.js’);
fbq(‘init’, ‘1047303935301449’);
fbq(‘track’, “PageView”);