Jakarta, Pahami.id —
Beberapa pengamat berpendapat demikian Iran akan semakin khawatir jika Donald Trump terpilih kembali sebagai Presiden Amerika Serikat.
Kepala Pusat Penelitian Teluk, Abdelaziz Al-Sagher, mengatakan hal itu terjadi karena Israel berpotensi semakin “gila” menyerang Iran jika Trump menjadi presiden AS.
Sebab, kata dia, Trump sangat mendukung serangan balik yang dilakukan militer Israel (IDF) terhadap Iran.
Trump akan memberikan persyaratan yang sangat ketat terhadap Iran atau membiarkan Israel melakukan serangan yang ditargetkan terhadap fasilitas nuklirnya. Dia sepenuhnya mendukung tindakan militer terhadap Iran.
“Ini adalah hari impian Netanyahu untuk membawa Trump kembali ke Gedung Putih,” katanya kepada Al-Sagher Reuters.
Jika terpilih menjadi Presiden AS, Trump, lanjut Al-Sagher, akan terus memprovokasi Israel untuk membalas Iran dan negara Timur Tengah lainnya.
Sebab, calon presiden AS dari Partai Republik itu menganggap sah-sah saja sebagai bentuk pembelaan diri Israel terhadap musuh.
Lebih lanjut, penulis dan peneliti asal Iran, Hassan, justru punya anggapan berbeda. Ia mengatakan Trump dan Kamala Harris akan menjadi ancaman serius bagi Iran jika salah satu dari mereka terpilih sebagai presiden AS.
Sebab, keduanya mendukung Israel untuk melawan negara mayoritas Muslim Syiah tersebut.
Sama seperti Trump, Kamala merupakan salah satu tokoh berpengaruh AS yang ingin Iran tunduk pada Israel
Bahkan, dalam kampanye politiknya kepada warga AS, calon presiden AS dari Partai Demokrat itu selalu menyebut Iran sebagai “kekuatan yang berbahaya” bagi dunia. Selain itu, ia juga kerap menyebut Iran sebagai penyebab “ketidakstabilan” politik di Timur Tengah.
Namun, menurut Hassan, keadaan Iran akan lebih buruk jika Trump menjadi Presiden AS. Pria kini berusia 78 tahun itu justru mendukung serangan Israel ke Iran untuk menonaktifkan fasilitas nuklirnya.
Pasalnya, fasilitas nuklir Iran kini menjadi ancaman geopolitik bagi Negeri Paman Sam.
Kenyataannya adalah Trump akan sepenuhnya mendukung Netanyahu dan memberinya lampu hijau untuk melakukan apa pun yang dia inginkan. Trump jauh lebih buruk (dibandingkan Harris) terhadap Iran, jelas Hassan.
Asumsi ini juga dianut oleh seorang pejabat Iran yang tidak disebutkan namanya. Menurutnya, jika Trump kembali menduduki jabatan tertinggi di pemerintahan AS, ia akan semakin menyerukan serangan terhadap fasilitas nuklir di Iran.
“Jika Trump kembali berkuasa, dia akan mendukung rencana Israel untuk menyerang fasilitas nuklir Iran,” kata pejabat Iran tersebut.
Iran sendiri sebenarnya sudah mulai mengurangi pengembangan senjata nuklirnya. Mereka dilaporkan telah berhenti memproduksi uranium, salah satu bahan yang digunakan untuk membuat bom nuklir, sebesar 60 persen.
Karena para pejabat Iran berasumsi bahwa semakin banyak Iran mengembangkan senjata nuklir, semakin dekat Israel untuk menyerang mereka.
(gas/bac)