Jakarta, Pahami.id —
Kementerian Luar Negeri Iran menyemprot Israel setelah menuduh kelompok milisi di Lebanon, Hizbullahsebagai dalang penyerangan Dataran Tinggi Golan yang menewaskan 12 orang.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran, Nasser Kanani, mengatakan Israel hanya mengalihkan isu dari kejahatannya di Jalur Gaza, Palestina.
“[Israel menyalahkan Hizbullah] untuk mengalihkan mata publik dan perhatian dunia dari kejahatan massal [di Jalur Gaza],” kata Kanani, seperti dikutip AFPMinggu (28/7).
Kanani mengatakan, tindakan tergesa-gesa yang diambil Israel terkait serangan terhadap wilayah pendudukan dapat memperburuk ketidakstabilan dan perang di wilayah tersebut.
“Setiap tindakan bodoh yang dilakukan rezim Zionis dapat menyebabkan perluasan ketidakstabilan, ketidakamanan dan perang di kawasan,” kata Kanani, seraya menambahkan bahwa Israel akan menghadapi “konsekuensi dan reaksi yang tidak terduga” jika mengambil langkah “bodoh”.
Pernyataan tersebut disampaikan setelah Israel menuduh Hizbullah mendalangi penyerangan lapangan sepak bola di Majdal Shams, Dataran Tinggi Golan, pada Sabtu (27/7). Serangan itu menewaskan sedikitnya 12 orang, termasuk anak-anak.
“Serangan Hizbullah hari ini melewati garis merah, dan responsnya akan tepat. Kita mendekati momen perang habis-habisan melawan Hizbullah dan Lebanon,” kata Menteri Luar Negeri Israel Katz kepada Axios.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menyatakan bahwa negaranya akan menanggapi serangan roket ke desa-desa Druze.
“Hizbullah akan membayar harga yang mahal, harga yang belum terbayar selama ini,” kata Netanyahu dalam perbincangan dengan komunitas Druze seperti yang disiarkan kantor PM Israel, dikutip dari Reuters.
Hizbullah membantah melancarkan serangan roket ke Dataran Tinggi Golan.
Dalam pernyataan tertulisnya, Hizbullah menegaskan bahwa mereka sama sekali tidak ada hubungannya dengan insiden tersebut “dan menyangkal semua tuduhan palsu terkait hal ini.”
Sehari setelah serangan tersebut alias Minggu (28/7), angkatan udara Israel melancarkan serangan roket ke Lebanon.
Tentara Zionis mengatakan pasukannya menargetkan “jauh di dalam” Lebanon dan Lebanon selatan dalam serangan itu.
“Angkatan udara Israel sepanjang malam menargetkan beberapa sasaran Hizbullah di Lebanon dan Lebanon selatan, termasuk depot senjata dan infrastruktur di wilayah Chabriha, Borj El Chmali, Beqaa, Kfarkela, Rab El Thalathine, Khiam dan Tayr Harfa,” kata militer. dalam pernyataannya, seperti dikutip Reuters, Minggu (28/7).
Wartawan Al Jazeera juga melaporkan serangkaian serangan terjadi di beberapa wilayah di Lebanon selatan, termasuk Kota Tire, Kota Abbasiya, dan Burj al-Shemali.
Abbasiya dan Burj al-Shemali adalah wilayah yang terletak di dalam Lebanon, bukan di sepanjang perbatasan Israel-Lebanon.
Biasanya Israel akan menyerang wilayah perbatasan seperti Tayr Harfa, Khiam, dan Ram al-Thalathine.
Meskipun ini bukan pertama kalinya serangan yang menargetkan jauh ke dalam Lebanon terjadi, pemerintah Lebanon telah mengeluarkan pernyataan resmi yang mengutuk semua serangan terhadap warga sipil pada Sabtu malam.
“Ini cukup signifikan. Ini menunjukkan adanya situasi serius di mana pemerintah Lebanon mengutuk serangan terhadap Israel, padahal wilayah tersebut merupakan wilayah pendudukan,” lapor wartawan Al Jazeera.
Israel mencaplok Dataran Tinggi Golan, yang dulunya merupakan wilayah Suriah, pada tahun 1967.
(blq/pua)