Jakarta, Pahami.id —
Iran dilaporkan mulai mengirim kembali kapal tanker minyak ke pusat ekspor minyak utama Teluk Persia setelah mereka ditangkap pekan lalu di tengah kekhawatiran akan adanya pembalasan. Israel.
Data TankerTrackers.com menunjukkan dua supertanker VLCC milik The National Iran Tanker Company (NITC) sedang memuat minyak di Pulau Kharg, lokasi terminal ekspor 90 persen minyak Iran. Sebuah kapal tanker Aframax non-NITC juga dimuat di sana.
Dilansir dari Middle East Eye, pengerahan kapal tanker tersebut menunjukkan bahwa Iran kini mulai mengekspor kembali 4,7 hingga 4,9 juta barel minyak dengan kapal tanker besar seiring Teheran bersiap menghadapi serangan balik Israel akibat peluncuran ratusan rudal Iran pada pekan lalu.
Pada tanggal 1 Oktober, Iran menembakkan sekitar 200 rudal balistik dan hipersonik ke Israel sebagai tanggapan atas pembantaian Zionis di Palestina dan Lebanon. Serangan itu juga diklaim sebagai respons atas tewasnya pemimpin milisi Hamas Palestina Ismail Haniyeh dan pemimpin milisi Hizbullah Lebanon Hassan Nasrallah.
Setelah serangan itu, beberapa pejabat Israel juga mengatakan bahwa tentara Zionis mungkin akan melancarkan serangan balik yang menargetkan fasilitas minyak Iran.
Dunia yang tadinya khawatir menjadi semakin khawatir setelah Presiden AS Joe Biden mengatakan AS dan Israel sedang mendiskusikan serangan terhadap fasilitas minyak.
Pasar minyak dunia tiba-tiba berguncang.
Meski begitu, Biden akhirnya kembali melontarkan pernyataan yang menegaskan pihaknya tidak berencana menyerang fasilitas minyak Iran jika berada di posisi Israel.
Menurut kepala eksekutif TankerTrackers.com, keputusan NITC untuk melanjutkan pengoperasian kapal tanker setelah pernyataan Biden berarti bahwa Iran tampaknya mulai melonggarkan peringatannya.
Iran mungkin berada dalam “mode risiko” atau tidak terlalu khawatir dengan ancaman serangan Israel terhadap fasilitas minyaknya.
“Kami tidak takut musuh kami akan memicu krisis, dan mengunjungi wilayah tersebut adalah perjalanan bisnis yang normal,” kata Menteri Energi Iran Mohsen Paknejad saat berkunjung ke Pulau Kharg, Minggu (6/10).
Jenderal Korps Pengawal Revolusi Iran (IRGC) Rassul Sanairad juga sebelumnya menekankan bahwa setiap serangan yang menargetkan fasilitas minyak atau situs nuklir Iran akan menjadi “garis merah”.
(membaca)