Jakarta, Pahami.id —
Dewan Keamanan PBB (DK PBB) akan menggelar pertemuan darurat pada Senin (28/10) waktu setempat, untuk membahas penyerangan tersebut Israel ke Iran yang diluncurkan pada Sabtu (26/10).
Swiss selaku Presiden DK PBB mengatakan pertemuan itu atas permintaan Iran, dengan dukungan Aljazair, China, dan Rusia.
“Tindakan rezim Israel merupakan ancaman serius terhadap perdamaian dan keamanan internasional, dan semakin mengguncang kawasan yang sudah rapuh,” kata Menteri Luar Negeri Iran Abbas Araqchi dalam suratnya kepada Dewan Keamanan PBB, menurut laporan Reuters.
“Republik Islam Iran, sesuai dengan prinsip-prinsip yang tercantum dalam Piagam PBB, dan berdasarkan hukum internasional, memiliki hak yang melekat untuk menanggapi serangan kriminal ini secara hukum pada waktu yang tepat,” tulisnya dalam surat tersebut.
Sebelumnya pada hari Sabtu, puluhan jet tempur Israel melakukan tiga gelombang serangan pada dini hari, terhadap pabrik rudal dan lokasi lain di dekat Teheran dan Iran barat.
Israel mengklaim hal itu sebagai respons terhadap serangan 200 rudal Iran pada 1 Oktober. Israel memperingatkan musuh bebuyutannya untuk tidak membalas setelah serangan terakhir.
Menanggapi surat Menlu Iran kepada DK PBB, Duta Besar Israel untuk PBB Danny Danon menyebut tindakan tersebut “tidak masuk akal”.
Danon menolak pengaduan Iran di PBB, dengan mengatakan bahwa Iran berusaha bertindak melawan Israel di arena diplomatik dengan klaim yang tidak masuk akal bahwa Israel telah melanggar hukum internasional.
“Seperti yang telah kami nyatakan berulang kali, kami mempunyai hak dan kewajiban untuk membela diri dan akan menggunakan segala cara yang kami bisa untuk melindungi warga Israel,” kata Danon.
Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres mengimbau semua pihak menghentikan segala tindakan militer, termasuk di Gaza dan Lebanon.
“Gunakan upaya maksimal untuk mencegah perang regional, dan kembali ke jalur diplomatik,” kata Guterres.
(Dna)