Jakarta, Pahami.id –
Iran mempercepat produksi rudal dan dilaporkan dapat menembakkan hingga 2.000 rudal sekaligus dalam konflik Israel pecah lagi.
Direktur Proyek Iran di International Crisis Group Ali Vaez mengatakan program rudal Iran yang berkembang pesat dapat menembus pertahanan Israel.
“Jika terjadi perang lagi, mereka memperkirakan mereka dapat menyerang 2.000 orang [rudal] Untuk melumpuhkan pertahanan Israel, bukan 500 seperti yang mereka lakukan pada Perang 12 Hari, pada bulan Juni,” kata Ali Vaez, Waktu New York.
Peneliti Senior Yayasan Pertahanan Demokrasi, Behnam Ben Taleka, juga memiliki penilaian serupa terhadap upaya Iran meningkatkan produksi rudal. Menurutnya, negara ini banyak belajar dari peristiwa Perang 12 Hari.
“Tidak ada keraguan bahwa setelah perang 12 hari, Teheran memahami bahwa rudal adalah pilar kemampuannya untuk mencegah dan menghukum serangan,” kata Taleka. Berita Rubah, Rabu (12/11).
Taleblu kemudian memperingatkan bahwa upaya Ran untuk fokus pada percepatan produksi rudal dapat memicu konflik regional di masa depan.
“Oleh karena itu, konflik yang akan terjadi antara Israel dan Iran kemungkinan besar didorong oleh kekhawatiran mengenai rudal, bukan nuklir,” kata Taleka.
Dalam beberapa hari terakhir, beberapa pejabat Iran mengklaim bahwa negaranya memiliki kapasitas rudal yang lebih canggih bahkan sebelum Perang 12 Hari pada bulan Juni.
Menteri Pertahanan Brigadir Jenderal Aziz Nasirzadeh mengklaim Iran memproduksi rudal baru lebih cepat dari sebelumnya.
“Produksi pertahanan Iran meningkat secara kuantitas dan kualitas dibandingkan sebelum perang 12 hari yang diberlakukan Israel pada bulan Juni,” kata Nasirzadeh.
Dia juga mengatakan industri pertahanan Iran telah bangkit dan berkembang.
Menteri Luar Negeri Iran Abbas Araghchi juga memuji pemulihan dan peningkatan persenjataan negaranya setelah Israel mengebom negara tersebut pada bulan Juni.
“Kekuatan rudal Iran saat ini jauh melebihi perang 12 hari,” kata Araghchi.
Dia kemudian berkata, “Musuh dalam 12 hari terakhir perang [Israel] Gagal mencapai semua tujuannya dan dikalahkan. ‘
Perang 12 hari mengacu pada perang antara Israel yang dibantu Amerika Serikat dan Iran pada pertengahan Juni lalu.
Saat itu, Israel mengklaim telah berhasil menghancurkan sistem pertahanan udara Iran dan menargetkan sistem rudalnya. Sementara itu, Amerika Serikat menyatakan keberhasilannya dalam menyerang beberapa fasilitas nuklir Iran.
Namun tuntutan Israel dan AS ditolak oleh otoritas Iran. Pemimpin Tertinggi Ayatollah Ali Khamenei juga mengatakan bahwa penghancuran situs nuklir Iran hanyalah mimpi.
(ISA/RDS)

