Jakarta, Pahami.id –
Ian Pada hari Sabtu (4/10) ia mengeksekusi tujuh pria yang dijatuhi hukuman membunuh personel keamanan dan satu Sarjana Beberapa tahun yang lalu.
Keenam pria itu adalah pemisah etnis Arab yang dituduh melakukan serangan bersenjata dan pemboman di Khorramshahr, di barat daya Khuzestan, menewaskan empat pasukan keamanan.
Sementara itu, pria ketujuh, panggilan Mohammadi Khiyareh, seorang Kurdi, dijatuhi hukuman atas pembunuhan Mamusta Sheikh al-Islam pada tahun 2009, seorang sarjana pro-pemerintah Sunni di kota Sanandaj, Kurdi.
Kantor Kehakiman Iran Mizan seperti dikutip oleh Reuters mengatakan pria itu memiliki hubungan dengan Israel.
Implementasinya mengarah pada tanggapan dari aktivis hak asasi manusia. Mereka mempertanyakan kasus dan tuduhan terhadap Mohammadi Khiyyareh.
Alasannya adalah, menurut catatan mereka, Kihayeh baru berusia 15 atau 16 tahun pada saat pembunuhan Sheikh al-Islam. Dia juga ditangkap pada usia 19, dan ditangkap selama lebih dari satu dekade sebelum diimplementasikan.
Hukuman itu, kata mereka, berdasarkan pengakuan yang diperoleh melalui penyiksaan, praktik yang diklaim oleh para aktivis secara teratur digunakan oleh pengadilan Iran ketika menafsirkan penahanan.
Menurut Amnesty International, pihak berwenang Iran telah menerapkan lebih dari 1.000 orang sejauh ini pada tahun 2025, jumlah tahunan tertinggi yang dicatat oleh grup selama setidaknya 15 tahun.
(AGT)