Site icon Pahami

Berita Iran Buka Suara soal Dugaan Teheran Disusupi Mossad Israel


Jakarta, Pahami.id

Iran mengangkat suaranya atas klaim bahwa Teheran telah disusupi oleh agen intelijen IsraelMossad, menjadi pemimpin politik Hamas Ismail Haniyah tewas dalam serangan 31 Juli.

Wakil Menteri Luar Negeri Iran Bidang Kajian dan Penelitian, Mohammad Hasan Sheikholeslami, mengatakan kehadiran dan aktivitas Mossad di negara lain merupakan hal yang wajar. Oleh karena itu, pihak berwenang Iran saat ini sedang menyelidiki dugaan upaya infiltrasi Mossad di berbagai institusi Iran.


“Terkait kemungkinan upaya infiltrasi kelompok Mossad terhadap berbagai institusi di Iran terkait kekerasan terhadap Ismail Haniyeh, saat ini otoritas terkait di Iran sedang melakukan penyelidikan dan penyidikan secara mendalam. tunggu hasil penyidikan berjalan,” kata Sheikholeslami dalam jumpa pers di Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (13/8).

Sheikholeslami mengatakan, meski penyelidikan masih berlangsung, Iran yakin sepenuhnya bahwa Israel berada di balik pembunuhan Haniyeh.

Tak hanya Iran, menurutnya Amerika Serikat juga ikut bertanggung jawab karena menjadi negara pendukung utama Israel atas segala tindakannya.

Yang jelas, rezim Zionis Israel 100 persen bertanggung jawab atas kekerasan ini dan Amerika Serikat juga harus bertanggung jawab karena negara tersebut adalah pendukung utama Israel, kata Sheikholeslami.

Dalam kesempatan itu, Sheikholeslami menjelaskan, Israel bukan kali pertama melakukan pembunuhan dan kekerasan seperti yang menimpa Haniyeh.

Israel telah lama terbiasa melakukan teror dengan menggunakan “metode pengecut” terhadap ilmuwan nuklir Teheran dan terhadap pejabat tinggi Poros Perlawanan, milisi proksi Iran di Timur Tengah.

“Pendekatan ini bisa kita lihat dengan jelas dan nyata ketika para ilmuwan nuklir Iran diteror dengan pendekatan yang sama. Dan setelah itu kita juga menyaksikan kekerasan terhadap pejabat tinggi dan Poros Perlawanan di berbagai negara seperti Lebanon dan Suriah,” kata Sheikholeslami.

“Serangan terhadap gedung konsulat Iran di Damaskus, Suriah, merupakan bagian lain dari pendekatan yang sama,” lanjutnya.

Sheikholeslami mengatakan Mossad di berbagai negara umumnya memiliki metode dan pendekatan yang berbeda namun serupa. Oleh karena itu, setelah mempelajari metode dan pendekatan tersebut, Iran dapat mengambil kesimpulan siapa dalang kekerasan terhadap Haniyeh.

Namun Sheikholeslami menolak membeberkan informasi dan data yang diperoleh Iran karena bersifat rahasia.

“Karena ini adalah perkembangan dimana kita berada di tengah-tengah perkembangan ini, maka pengungkapan dan pemberian informasi tentang dokumen bertentangan dengan nilai keamanan,” ujarnya.

Surat kabar Yahudi yang berbasis di Inggris, Jewish Chronicle (JC), sebelumnya melaporkan bahwa Mossad merekrut dua warga Iran untuk menanam bom di tempat Haniyeh biasanya tinggal di Teheran.

Kedua warga Iran tersebut diduga anggota unit keamanan Ansar Al Mahdi Korps Garda Revolusi Iran (IRGC). Unit ini bertugas mengurus tamu nasional dan tamu Iran.

Berdasarkan rekaman kamera keamanan, JC mengatakan kedua anggota IRGC terlihat di sekitar kediaman Haniyeh dan memasuki kamar Haniyeh pada hari pembunuhan.

Mereka terekam dengan tenang meninggalkan ruangan, meninggalkan gedung, lalu masuk ke dalam mobil berwarna hitam.

JC mengatakan, penjaga tersebut ditawari sejumlah uang dan langsung diminta pergi ke negara Eropa utara setelah melakukan aksinya.

(Dna)



Exit mobile version