Jakarta, Pahami.id –
Kerajaan Ian Diklaim tidak menerima surat dari Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump Tentang negosiasi program nuklir.
“Kami belum menerima surat seperti itu sejauh ini,” kata juru bicara kedutaan Iran di PBB pada hari Jumat (7/3), dikutip oleh Al Jazeera.
Pernyataan itu muncul setelah Trump mengatakan dia telah mengirim surat kepada pemimpin puncak Iran Ali Khamenei, untuk mencari negosiasi tentang perjanjian baru untuk mengadakan program nuklirnya yang cepat.
Sementara itu, Menteri Luar Negeri Iran Abbas Araghchi menolak prospek negosiasi nuklir dengan AS jika Teheran tetap berada di bawah batasan parah dari Washington.
“Kami tidak akan melakukan negosiasi langsung dengan AS selama mereka melanjutkan kebijakan dan ancaman maksimal mereka,” kata Araghchi kepada AFP.
Sejak melayani pada bulan Januari, pemerintah Trump telah memberlakukan pembatasan pada Iran – termasuk jaringan minyak nasional – sebagai bagian dari strategi “tekanan maksimum”.
Sebuah surat kepada Khamenei sebelumnya disahkan oleh Trump dalam sebuah wawancara tentang Fox Business. Trump mengatakan dalam surat yang dia katakan kepada Khamenei: “Saya harap Anda akan berkonsultasi karena jika kami membutuhkan militer, itu akan menjadi hal yang mengerikan bagi mereka”.
Tidak jelas bagaimana Trump mengirim surat itu, menurut perwakilan Iran di PBB, PBB belum diterima.
Mantan Presiden AS Barack Obama sebelumnya telah menegosiasikan perjanjian penting pada tahun 2015 yang menjanjikan pembatasan pembatasan sebagai orang Iran timbal balik yang meluncurkan program nuklirnya.
Trump selama posisi pertamanya menggantikan Obama mengutuk perjanjian tersebut dan menarik diri pada tahun 2018 meskipun ada keberatan dari sekutu Eropa. Dia malah memberlakukan pembatasan sepihak yang luas pada negara -negara lain yang membeli minyak Iran.
Iran, yang membantah berusaha mendapatkan senjata nuklir, awalnya mematuhi perjanjian tetapi kemudian membatalkan komitmennya.
(FBY/DNA)