Jakarta, Pahami.id —
Bahasa inggris Saat ini, krisis semakin parah akibat meningkatnya pengangguran secara tiba-tiba.
Berdasarkan data yang dirilis Office for National Statistics (ONS) pada Selasa (12/11), tingkat pengangguran di Inggris pada kuartal III 2024 meningkat dari semula 4,0 persen menjadi 4,3 persen.
Jumlah pengangguran naik lebih tinggi dari perkiraan. Sebab, para ekonom di Inggris awalnya memperkirakan angka pengangguran di Inggris hanya akan meningkat sebesar 4,1 persen.
Menurut ONS, peningkatan pengangguran di Inggris disebabkan oleh kebijakan kenaikan pajak bisnis yang diterapkan oleh pemerintahan baru yang dipimpin oleh Perdana Menteri Keir Starmer.
Akibat kebijakan ini, perusahaan-perusahaan di Inggris harus menanggung beban pajak yang sangat besar sehingga mereka tidak mampu membayar karyawan lama atau baru, seperti dikutip dari AFP.
Hal ini, menurut ONS, juga menyebabkan pertumbuhan lapangan kerja melambat sehingga menyebabkan tingkat pengangguran di Inggris meningkat tajam.
“Tingkat pengangguran kuartal ketiga melebihi ekspektasi secara signifikan. [Ini] “Ini merupakan sinyal peringatan bagi pemerintah setelah anggaran di mana perusahaan melihat peningkatan besar dalam kontribusi asuransi nasional,” kata manajer investasi di Wealth Club, Isaac Stell.
“Jika biaya tambahan ini membatasi perekrutan dan menyebabkan hilangnya pekerjaan, agenda pertumbuhan yang banyak digembar-gemborkan akan mendapat perhatian yang lebih besar,” tambahnya.
Selain menaikkan pajak, Starmer juga berencana menambah utang negara untuk membiayai pembangunan infrastruktur. Kebijakan ini diterapkan untuk mendorong pertumbuhan perekonomian Inggris.
Peningkatan pengangguran di Inggris kini diperburuk dengan turunnya upah minimum.
Menurut ONS, pertumbuhan upah minimum rata-rata di Inggris saat ini hanya 4,8 persen. Pertumbuhan ini merupakan yang terendah dalam 2 tahun terakhir.
(gas/bac)