Site icon Pahami

Berita Indonesia Dikabarkan Jadi Mitra BRICS


Jakarta, Pahami.id

Indonesia dan 12 negara lainnya dilaporkan bermitra dengan organisasi yang dipimpin Brazil tersebut, RusiaIndia, Cinadan Afrika Selatan (BRICS).

Dugaan status baru ini didapat setelah BRICS menggelar konferensi tingkat tinggi (KTT) di Kazan, Rusia pada 22-24 Oktober.


Salah satu akun yang kerap berbagi informasi mengenai BRICS sebelumnya mengunggah puluhan negara mitra.

BRICS secara resmi menambahkan 13 negara baru ke dalam aliansi sebagai negara mitra (bukan anggota penuh),” demikian keterangannya pada X, Kamis (24/10).

Selain Indonesia, negara-negara tersebut adalah Aljazair, Belarus, Bolivia, Kuba, Kazakhstan, Malaysia, Nigeria, Thailand, Turki, Uganda, Uzbekistan, dan Vietnam.

CNNIndonesia.com telah menghubungi Juru Bicara Kementerian Luar Negeri (Kemlu) RI Roy Sumirat untuk meminta konfirmasi terkait status mitra Indonesia. Namun, dia tidak langsung menjawab.

Dalam keterangan resmi Kementerian Luar Negeri, Menteri Luar Negeri RI Sugiono menyampaikan bahwa Indonesia ingin bergabung dengan BRICS.

“Indonesia secara resmi menyatakan niatnya untuk bergabung dengan BRICS pada acara BRICS Plus Summit di Kazan,” kata Sugiono dalam keterangan resmi.

Ia lantas mengatakan, keinginan tersebut sesuai dengan kebijakan luar negeri Indonesia yang independen.

Rumor ketertarikan Indonesia terhadap BRICS sudah beredar sejak tahun lalu.

Presiden Joko Widodo (Jokowi) sebelumnya mengatakan Indonesia tidak ingin terburu-buru bergabung dalam forum tersebut.

“Kita mau belajar dulu, hitung dulu, tidak mau terburu-buru,” kata Jokowi pada Agustus 2023 saat KTT BRICS digelar di Afrika Selatan.

Saat itu, Indonesia juga hadir sebagai undangan KTT tersebut.

Indonesia memiliki hubungan baik di bidang perekonomian dengan anggota BRICS.

Apa itu BRICS?

BRICS dipimpin oleh Brasil, Rusia, India, Tiongkok, dan Afrika Selatan. Pada tahun 2023, organisasi ini memiliki 10 anggota termasuk Arab Saudi, Iran, Uni Emirat Arab, Mesir dan Ethiopia.

BRICS adalah blok ekonomi yang terdiri dari negara-negara berkembang. Nama BRICS sendiri diambil dari nama negara yang menjadi anggota dan penggagasnya. Negara-negara tersebut antara lain Brasil, Rusia, India, Tiongkok, dan Afrika Selatan.

Dilansir situs resmi Council on Foreign Relations, BRICS berfungsi untuk mengoordinasikan dan memperlancar kerja sama ekonomi antar negara berkembang. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan produktivitas ekonomi mereka agar sebanding dengan negara-negara maju.

Sebab, saat ini kekuatan ekonomi global didominasi oleh negara-negara maju dari Eropa, Amerika, dan ada pula dari Asia.

Awalnya blok ekonomi ini bernama BRIC. Istilah BRIC pertama kali dicetuskan oleh Goldman Sachs Jim O’Neill dalam penelitiannya yang dirilis pada tahun 2001. Dalam penelitian tersebut, O’Neill memperkirakan kondisi perekonomian Brasil, Rusia, India, dan China akan sebanding dengan negara-negara G7.

Berdasarkan penelitian tersebut, Presiden Rusia Vladimir Putin mengundang Brazil, India, dan China untuk mengadakan pertemuan pada tahun 2009. Pertemuan ini diadakan untuk memperkuat kerja sama ekonomi agar prediksi O’Neill dalam penelitiannya menjadi kenyataan.

Dari pertemuan tersebut akhirnya BRIC resmi berdiri. Pertemuan ini juga merupakan KTT BRIC pertama dalam sejarah. Melalui KTT ini, Rusia menjadi penggagas berdirinya BRIC.

Setahun setelah resmi berdiri, Afrika Selatan pun ikut bergabung. Mereka bergabung pada tahun 2010 atas permintaan dan undangan Tiongkok. Dari sinilah nama BRIC diubah menjadi BRICS seperti yang kita kenal sekarang.

(isa/bac)



Exit mobile version