Site icon Pahami

Berita Hukum Cambuk Berlaku di Singapura, Scammer Bisa Dicambuk 24 Kali

Berita Hukum Cambuk Berlaku di Singapura, Scammer Bisa Dicambuk 24 Kali


Jakarta, Pahami.id

Kekuatan Singapura resmi menerapkan hukuman cambuk bagi pelaku penipuan yang berlaku mulai Selasa (30/12) ini.

Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) Singapura menyatakan hukuman cambuk resmi digunakan Negeri Singa sesuai dengan berlakunya undang-undang terkait.

“Ya, peraturan ini mulai berlaku pada hari ini, 30 Desember 2025,” demikian pernyataan Kementerian Dalam Negeri Singapura kepada AFP.


Kementerian Dalam Negeri mengatakan penipu, anggota sindikat penipuan, dan perekrut dapat dijatuhi hukuman minimal enam cambuk hingga maksimal 24 pukulan jika terbukti bersalah.

Mereka yang membantu penipu, termasuk yang berperan sebagai “pengirim uang”, kini juga dapat dicambuk hingga 12 kali cambukan. Kurir uang mengacu pada individu yang menawarkan rekening bank atau kartu SIM kepada korban.

Singapura baru-baru ini meningkatkan upaya untuk memberantas sindikat penipuan setelah negara kota tersebut mengalami kerugian besar akibat penipuan.

Negara dengan perekonomian terbesar kedua di Asia Tenggara ini mengalami kerugian lebih dari 2,8 miliar dolar akibat penipuan pada tahun 2020 hingga 2025. Sekitar 190.000 kasus penipuan diterima Singapura selama periode tersebut.

Mantan Perdana Menteri Lee Hsien Loong tahun lalu bahkan mengaku kepada media lokal bahwa dirinya menjadi korban penipuan karena barang yang dipesannya secara online tak kunjung sampai.

Menteri Dalam Negeri Sim Ann kemudian mendorong pengesahan rancangan undang-undang (RUU) yang membolehkan hukuman cambuk bagi penipu dan sindikatnya.

Hukuman cambuk ini merupakan bagian dari amandemen hukum pidana yang disahkan parlemen pada bulan November. Hukuman ini akan dijatuhkan di samping hukuman lain seperti penjara dan denda.

Dalam beberapa tahun terakhir, pihak berwenang Singapura telah meningkatkan upaya pendidikan publik untuk mengendalikan penipuan. Langkah-langkah ini termasuk membangun saluran telepon khusus nasional.

Pada tahun 2020, pemerintah memperkenalkan aplikasi ScamShield yang memungkinkan pengguna memeriksa panggilan, situs web, dan pesan yang mencurigakan.

Pusat penipuan online, yang memikat orang asing untuk bekerja dengan gaji besar, telah berkembang pesat di Asia Tenggara dalam beberapa tahun terakhir. Berbagai skema penipuan dilakukan, salah satunya penipuan asmara dan investasi kripto.

Polisi Singapura baru-baru ini menyita lebih dari $115 juta aset yang terkait dengan Chen Zhi, seorang taipan Inggris-Kamboja yang dituduh menjalankan kamp kerja paksa di Kamboja yang digunakan sebagai pusat penipuan bernilai miliaran dolar.

(blq/dna)


Exit mobile version