Jakarta, Pahami.id –
Kepala Otoritas HongkongJohn Lee, membentuk komite independen yang dipimpin oleh seorang hakim pada Selasa (2/12) untuk menyelidiki kebakaran besar-besaran apartemen yang menewaskan 151 orang pada pekan lalu.
“Saya akan membentuk komite independen untuk melakukan penilaian komprehensif dan mendalam guna memperbaiki sistem kerja bangunan dan mencegah tragedi serupa,” kata Lee dalam konferensi pers berbahasa Inggris, seperti dikutip AFP.
Hong Kong sebenarnya memiliki aturan khusus yang memungkinkan pemerintah membentuk “komisi penyelidikan.”
Dulu, komisi ini dipimpin oleh seorang hakim untuk mencari tahu fakta dalam kasus yang rumit.
Sistem ini merupakan warisan zaman kolonial Inggris. Namun, pada Selasa (2/12), Lee memilih menyebutnya sebagai “Komite Independen”.
Lee mengatakan pemerintah menemukan beberapa celah, dan perubahan dalam standar keamanan, pengawasan dan bangunan.
“Kita harus bertindak tegas untuk memastikan bahwa setiap celah ditutup sehingga mereka yang bertanggung jawab dapat dimintai pertanggungjawaban. Kekurangan akan diperbaiki. Hambatan harus diatasi,” kata Lee.
“Kami akan memperbaiki sistem renovasi seluruh bangunan agar kejadian seperti ini tidak terulang kembali,” ujarnya.
Sebelumnya, otoritas setempat menyebut kebakaran tersebut merupakan kejadian terparah di menara Pengadilan Wang Fuk di Distrik Tai Po, Hong Kong.
Api dengan cepat menyebar melalui jaringan perancah eksternal gedung yang tidak memenuhi standar ketahanan api dan gagal menahan penyebaran api.
Badan antikorupsi dan polisi Hong Kong menangkap sedikitnya 14 orang, dan lebih dari 13 orang diduga lalai terkait kebakaran tersebut.
“Pelaku mencoba memadukan jaring yang lebih rendah dengan jaring yang tepat untuk menipu lembaga inspeksi dan petugas penegak hukum,” kata Lee.
Pada Senin (1/12), polisi menyelesaikan penggeledahan di lima dari tujuh tower yang terdampak dan menemukan mayat di unit apartemen, koridor, dan tangga.
Beberapa keluarga korban kini telah kembali ke Pengadilan Wang Fuk untuk memulai pemakaman tradisional yang masih berlangsung.
Sementara itu, beberapa orang yang menuntut kejelasan atas kejadian tersebut ditangkap menurut pemberitaan media setempat.
Miles Kwan, pelajar berusia 24 tahun, ditangkap polisi karena “niat menghasut” setelah menyebarkan selebaran yang menyerukan pemerintah untuk bertanggung jawab.
Sebuah petisi online berisi empat tuntutan Kwan, termasuk penyelidikan independen, mengumpulkan lebih dari 10.000 tanda tangan dalam waktu kurang dari sehari sebelum dihapus.
Media lokal juga melaporkan penangkapan dua orang lainnya, termasuk mantan anggota dewan distrik Kenneth Cheung, yang juga ditangkap polisi.
Menanggapi hal tersebut, Lee mengatakan, “Saya tidak akan mentolerir tindakan kriminal, terutama tindakan yang memanfaatkan tragedi yang kita alami.”
(RNP/BAC)

