Site icon Pahami

Berita Hizbullah Bantah Klaim Israel Bunuh Komandan Tertinggi di Beirut


Jakarta, Pahami.id

Milisi di Lebanon selatan Hizbullah membantah tuduhan tersebut Israel yang mengaku telah membunuh seorang komandan senior kelompok ini dalam serangan di Beirut pada Selasa (30/7).

“Jumlah terakhir korban serangan Israel di pinggiran selatan Beirut adalah tiga orang yang syahid, termasuk seorang wanita, seorang anak perempuan dan seorang pria,” menurut Kementerian Kesehatan Lebanon, dikutip Al Arabiya.


Pencarian orang-orang di bawah reruntuhan, lanjut mereka, terus berlanjut. Kementerian Kesehatan juga menambahkan, 74 orang terluka.

Namun, Israel dan sumber lain menyebutkan seorang komandan Hizbullah bernama Mohsen Shukur, yang juga dikenal sebagai Fuad Shukr, tewas. Shukr adalah salah satu angka yang disetujui Amerika Serikat pada tahun 2015.

Militer Israel sebelumnya menyatakan bahwa jet tempur Angkatan Udaranya telah membunuh komandan militer paling senior Hizbullah dan kepala unit strategis, Fuad Shukr, yang juga dikenal sebagai “Sayyid Muhsan,” di wilayah Beirut.

Shukr menjabat sebagai tangan kanan Sekretaris Jenderal Hizbullah Hassan Nasrallah dan menasihatinya selama operasi perang.

“Fuad Shukr telah memerintahkan serangan Hizbullah terhadap Israel sejak 8 Oktober,” menurut Israel.

Shukr, lanjut Israel, mengindikasikan dirinya bertanggung jawab atas kematian 12 anak di Majdal Shams di Dataran Tinggi Golan.

Sebelumnya ledakan keras terdengar dan kepulan asap terlihat mengepul di pinggiran selatan, yang merupakan basis Hizbullah, sekitar pukul 19.40 waktu setempat.

Kantor berita pemerintah Beirut juga melaporkan serangan Israel yang menargetkan Dewan Syura Hizbullah di lingkungan Haaretz.

Seorang fotografer AFP di lapangan mengatakan lantai atas gedung telah dihantam dan ambulans telah berkumpul di lokasi kejadian.

Beirut telah berada dalam siaga tinggi selama berhari-hari menjelang serangan balik Israel ke Lebanon menyusul serangan di Dataran Tinggi Golan.

Lebanon Selatan dan Israel berada dalam kekacauan setelah tentara Zionis melancarkan invasi di Jalur Gaza. Akibat operasi ini, lebih dari 39.000 orang di Palestina tewas.

Hizbullah tidak akan berhenti menyerang Israel sampai pasukan Zionis pergi.

(membaca)



Exit mobile version