Jakarta, Pahami.id —
Ketua KPU Hasyim Asy’ari membeberkan beberapa informasi rahasia kepada CAT, wanita yang mengadukan perbuatan asusila kepadanya. Dia menggunakan ayat-ayat “hanya untuk matamu” saat mengirim pesan yang mengandung rahasia.
Hal itu terungkap dalam keputusan Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu (DKPP). DKPP menilai Hasyim tidak seharusnya melakukan hal itu.
“Apalagi disertai pesan Whatsapp: ‘Rahasia hanya untuk matamu’, ‘hanya untuk matamu’, Dan’tidak untuk dibagikan’ “menunjukkan bahwa informasi dan materi yang dibagikan tergugat kepada pelapor adalah penting dan rahasia,” dikutip dari salinan putusan DKPP, Rabu (3/7).
Informasi yang disampaikan Hasyim melalui ayat tersebut antara lain rencana perjalanan ke luar negeri. Lalu, muncul pendapat Hasyim terkait pernyataan Menko Polhukam soal politik uang.
Pelapor berdalih Hasyim tidak profesional dengan pernyataan tersebut. Ia menilai Hasyim mencoba menunjukkan hubungan kekuasaan dengan aksinya tersebut.
Menurut pelapor, obrolan tersebut untuk meningkatkan citra dirinya dan mengasosiasikan tergugat dengan kekuasaan, sehingga pelapor merasa kagum dengan kedudukan dan kekuasaan yang dimilikinya, tulis DKPP.
Meski begitu, DKPP berpendapat sebaliknya. Menurut DKPP, informasi yang diberikan Hasyim kepada CAT merupakan materi yang dipublikasikan untuk pihak lain, tidak bersifat rahasia.
“Dugaan tersebut bersifat subyektif, dugaan, manipulatif, dan terlalu dipaksakan sehingga menjadi dalil yang tidak benar sehingga harus ditolak,” kata DKPP.
Terkait hal tersebut, DKPP menyatakan Hasyim melanggar etik dalam kasus maksiat. Hasyim diduga melakukan hal tersebut kepada seorang perempuan anggota PPLN Den Haag.
Dengan keputusan tersebut, DKPP menjatuhkan sanksi pemberhentian Hasyim dari jabatan Ketua KPU.
(dhf/tsa)