Site icon Pahami

Berita Hasto Buka Suara soal Pihak Mau Merebut PDIP hingga Reshuffle Jokowi


Jakarta, Pahami.id

Sekretaris Utama (Sekretaris Jenderal) PDIP, Halo Kristiyanto mengungkap pihak yang ingin mengambil alih partainya jelang Kongres partai yang digelar pada 2025.

Wacana tersebut sebelumnya disinggung Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri saat memberikan arahan kepada calon kepala daerah yang diusung PDIP, Rabu (14/8).

Hasto tidak membeberkan secara jelas pihak-pihak terkait. Namun, menurutnya, upaya tersebut dilakukan di balik layar. Pihak-pihak yang terlibat seringkali membantah dan tidak melakukan intervensi, namun hal ini terbukti kemudian.


“Yang saya bilang tadi jadi bumerang. Kalau ditanya saya tidak tahu, saya tidak ikut campur, saya tidak ikut campur, itu kedaulatan partai, tapi sebenarnya yang terjadi hanya rumor,” kata Hasto. di markas partainya, Jakarta.

Ia pun mengingatkan, seluruh elemen partai tidak akan tinggal diam menghadapi masalah ini. Menurut Hasto, seluruh elemen partai, mulai dari cabang hingga Satgas, akan bergerak jika ada upaya pengambilalihan partai.

“Kalau ada yang mengganggu kedaulatan partai, apalagi Ketua Umum PDIP, proklamator putri, seluruh lini partai akan bergerak,” ujarnya.

Sementara itu, dalam sambutannya, Mega mengaku awalnya ingin pensiun dan menghabiskan waktu bersama keluarga. Apalagi dia kini telah mempunyai cicit.

Namun, ia mendengar ada pihak yang ingin mengambil alih partainya. Ia pun dengan tegas menolak dan menegaskan akan kembali menjabat sebagai ketua umum.

“Aku mau pensiun. Aku punya cucu. Lucu banget. Aduh, tiba-tiba aku disuruh jadi Ketum. Eh, kudengar aku mau ambil PDIP. Aku mau jadi Ketum lagi. Hahahaha ya?” BENAR?” ujar Megawati.

Tanggapan terhadap isu reshuffle Jokowi

Lebih lanjut, Hasto mengaku menghormati pemberitaan dua menteri dari partainya akan dicopot dalam wacana reshuffle kabinet yang dilontarkan Jokowi.

Hasto menjelaskan, dalam pemerintahan, Presiden mempunyai hak prerogratif untuk mengangkat atau mengganti menterinya. Menurut Hasto, pihaknya sejak awal tidak pernah melakukan perjalanan.

“Kami menghormati hak prerogratif Presiden. Sejak awal kami tidak pernah gegabah,” kata Hasto.

Saat pertama kali mendampingi Presiden Joko Widodo menjabat, Hasto mengatakan pihaknya tidak meminta seluruh jabatan menteri. Dia mengatakan PDIP bisa bekerja sama dengan semua parpol.

“Kalau beliau kita hadirkan sebagai Presiden, kita akan minta semua menterinya kan? Kita bisa bekerja sama dengan partai politik,” ucapnya.

Hasto mengatakan PDIP tidak pernah ikut campur atau menyimpan dendam di masa lalu. Ia terus mendorong setiap pemimpin untuk berkomitmen pada janji kampanye, dan tetap terbuka terhadap kritik.

“Kalau masyarakat tidak percaya, kita perbaiki diri. Itu ajaran moral dan politik yang diajarkan Puan Mega,” ujarnya.

Ketua DPP PDIP, Deddy Yevry Sitorus mengaku sudah mendengar kabar adanya reshuffle dua menteri dari partainya. Awalnya, ucapannya hanya menyasar Menteri ESDM Arifin Tasrif. Namun kabar terakhir ada dua menteri PDIP yang masuk dalam daftar tersebut.

Keduanya adalah Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Yasonna Laoly dan Menteri PPPA Bintang Puspayoga.

Tembakan PTUN dimenangkan Anwar Usman

Hasto juga menduga ada campur tangan hukum di balik keputusan PTUN yang mengizinkan gugatan Anwar Usman terkait pengangkatan Suhartoyo sebagai Ketua Mahkamah Agung menggantikannya.

Menurut Hasto, pemberhentian Anwar sebagai Ketua Mahkamah Konstitusi diputuskan oleh mantan hakim Mahkamah Konstitusi dan tokoh akademisi yang berwibawa. Dan mereka menganggap Usman telah melakukan pelanggaran etika yang serius.

“Hal ini juga tidak mungkin terjadi tanpa intervensi hukum. Masyarakat sudah diberitahu oleh hakim senior MK yang handal, akademisi yang handal, bahwa ada pelanggaran etika yang serius,” kata Hasto.

Dia menilai keputusan PTUN membiarkan gugatan Usman mempunyai implikasi jangka panjang. Ia heran Usman tak malu atas pelanggaran etik yang dilakukannya.

“Tidak ada salahnya anda melanggar etika seperti itu. Maka anda tetap berusaha menjaga harkat dan martabat jabatan anda yang sebenarnya sudah kehilangan etika,” ujarnya.

“Implikasinya sangat luas, lalu apakah keputusan itu tidak sah. Ini harus menjadi pertimbangan kita,” imbuh Hasto.

PTUN sebelumnya telah mengabulkan sebagian tuntutan Hakim Konstitusi Anwar Usman terkait pengangkatan Suhartoyo sebagai Ketua Hakim menggantikannya.

Terbaru, Juru Bicara MK Fajar Laksono memastikan Hakim Konstitusi Suhartoyo tetap menjabat Ketua MK karena akan mengajukan banding atas putusan PTUN yang membolehkan gugatan Anwar Usman.

Fajar menjelaskan, keputusan PTUN Jakarta membatalkan keputusan pengangkatan Ketua Mahkamah Agung Suhartoyo belum final sehingga mempunyai kekuatan hukum tetap.

(DAL)


Exit mobile version