Jakarta, Pahami.id —
Penghuni Palestina mulai mencari ribuan korban yang masih diyakini terkubur di bawah reruntuhan, pada hari kedua gencatan senjata antara Israel dan Hamas, Senin (20/1).
Gencatan senjata tersebut menghentikan konflik selama 15 bulan yang menghancurkan Jalur Gaza.
Gencatan senjata yang dimulai pada Minggu (19/1) juga mencakup pembebasan tiga sandera pertama yang ditahan Hamas dan 90 tahanan Palestina dari penjara Israel.
Perhatian kini mulai beralih pada upaya membangun kembali Gaza yang hancur akibat serangan Israel sebagai respons atas serangan Hamas pada 7 Oktober 2023.
Serangan Hamas pada tanggal tersebut menewaskan 1.200 orang dan menculik sekitar 250 sandera ke Gaza. Israel menanggapinya dengan invasi brutal, yang dilaporkan menewaskan lebih dari 47.000 warga Palestina, menurut Kementerian Kesehatan Gaza.
“Kami mencari 10 ribu orang syuhada yang jenazahnya masih tertimbun reruntuhan,” kata juru bicara Layanan Darurat Publik Palestina Mahmoud Basal, seperti dilansir Reuters.
Ia juga mengungkapkan, setidaknya ada 2.840 jenazah yang hancur total tanpa meninggalkan bekas.
Dengan mulai meningkatnya aliran bantuan ke Gaza, warga mulai memadati pasar untuk membeli kebutuhan pokok. Beberapa warga mengungkapkan kebahagiaannya dengan harga yang lebih terjangkau dan hadirnya barang baru seperti coklat impor.
“Harga telah turun, perang telah berakhir, dan perbatasan terbuka untuk lebih banyak barang,” kata Aya Mohammad-Zaki, seorang pengungsi Gaza.
Perjanjian gencatan senjata menyerukan 600 truk bantuan memasuki Gaza setiap hari selama enam minggu pertama, termasuk 50 truk yang membawa bahan bakar. Sebagian besar bantuan akan disalurkan ke Gaza utara, yang menurut para ahli berada di ambang kelaparan.
Sedangkan rekonstruksi Gaza diperkirakan menelan biaya miliaran dolar. Laporan PBB menyebutkan, pembersihan lebih dari 50 juta ton puing akibat serangan Israel bisa memakan waktu hingga 21 tahun dengan biaya hingga US$1,2 miliar atau setara Rp19,58 triliun (dengan asumsi kurs Rp16.319). per dolar AS).
Gencatan senjata berjalan lancar, meski terjadi insiden kecil di Rafah, sebuah kota di Gaza selatan, di mana delapan orang dilaporkan ditembak oleh pasukan Israel.
Tentara Israel menyatakan hanya melepaskan tembakan peringatan kepada orang-orang yang mendekati pasukannya sesuai dengan perjanjian gencatan senjata.
(del/dna/bac)