Site icon Pahami

Berita Hampir Setahun Gempa Turki, Korban Masih Mencari Keadilan


Jakarta, Pahami.id

Hampir tepat setahun yang lalu, gempa bumi mengorak Turki. Puluhan ribu nyawa melayang, ratusan ribu orang terluka.

Kini, korban gempa masih mencari keadilan. Karena itu, pemerintah dan kontraktor dinilai mengabaikan standar keselamatan konstruksi bangunan.

Lagi pula, ribuan bangunan runtuh begitu saja ketika diguncang gempa. Banyak orang percaya bahwa konstruksi bangunan yang buruk adalah salah satu penyebab utama kematian.


“Saya tidak akan tinggal diam sampai keadilan ditegakkan,” kata warga Kahramanmaras, Zahide Seker, seperti dilansir AFP. Ia meminta pihak-pihak yang terlibat bertanggung jawab.

Seker sempat tinggal di sebuah gedung berlantai delapan yang terletak di tengah kota Kahramanmaras saat gempa terjadi pada 6 Februari 2023. Gedung yang ditinggalinya tiba-tiba ambruk dalam hitungan detik akibat gempa berkekuatan 7,8 SR.

Berdasarkan catatan pemerintah, hampir 7.500 bangunan runtuh di pusat kota Kahramanmaras.

“Mereka merampas kebahagiaan hidup saya. Sudah setahun. Saya tidak bisa melupakan trauma ini. Hanya keadilan yang bisa menghibur saya sekarang,” kata Seker.

Gempa bumi yang terjadi dini hari tadi merupakan bencana terparah yang dialami Turki selama berabad-abad.

Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menyalahkan kelalaian kontraktor atas tingginya angka kematian. Ia menuding kontraktor mengambil jalan pintas dengan menggunakan beton murah dan mengabaikan standar dasar konstruksi.

Lebih dari 200 kontraktor dan pengembang ditangkap setelah gempa bumi. Beberapa mencoba melarikan diri ke luar negeri dan ditahan di bandara Istanbul.

Namun, pengacara yang mewakili keluarga korban khawatir banyak kontraktor akan lolos dari tuntutan. Pasalnya, banyak bukti yang memberatkan hilang saat buldoser membersihkan puing-puing.

Korban lainnya, Nebahat Pacala (68), mengaku telah memperingatkan kontraktor bahwa bangunan yang akan dibangunnya dibangun di atas tanah yang tidak stabil dan melanggar peraturan keselamatan.

“Mereka membangun surau di bawah lantai satu. Tiang penyangganya dipotong. Tapi kontraktor mengancam anak saya saat kami memperingatkan mereka,” kata Pacala.

Ilustrasi. Hampir setahun setelah gempa bumi dahsyat melanda Turki, beberapa korban masih mencari keadilan. (AFP/SAMEER AL-DOUMY)

Laporan para ahli menyebutkan bahwa salah satu bangunan yang runtuh di Kahramanmaras dibangun tanpa kepatuhan yang memadai terhadap peraturan. Laporan tersebut juga mengidentifikasi keterlibatan pejabat setempat dalam pembangunan gedung tersebut.

Di reruntuhan bekas bangunan berlantai lima, Tuba Erdemoglu (35) menunjukkan di AFP, lembaran busa yang biasa digunakan untuk insulasi. Dia menyatakan bahwa busa—bukan beton—digunakan pada kolom penyangga bangunan.

Sebanyak 44 penghuni gedung tersebut meninggal dunia, termasuk adik dan orang tuanya.

“Bangunan itu runtuh dalam hitungan detik. Busa berjatuhan seperti salju,” kata Erdemoglu.

(pantat/pantat)

[Gambas:Video CNN]

!function(f,b,e,v,n,t,s){if(f.fbq)return;n=f.fbq=function(){n.callMethod?
n.callMethod.apply(n,arguments):n.queue.push(arguments)};if(!f._fbq)f._fbq=n;
n.push=n;n.loaded=!0;n.version=’2.0′;n.queue=[];t=b.createElement(e);t.async=!0;
t.src=v;s=b.getElementsByTagName(e)[0];s.parentNode.insertBefore(t,s)}(window,
document,’script’,’//connect.facebook.net/en_US/fbevents.js’);

fbq(‘init’, ‘1047303935301449’);
fbq(‘track’, “PageView”);

Exit mobile version