Site icon Pahami

Berita Hampir Seluruh Wilayah di Kota Gorontalo Terendam Banjir


Makassar, Pahami.id

Banjir di kota GorontaloProvinsi Gorontalo menyebabkan sembilan kecamatan terendam banjir dan 4.533 rumah terdampak serta satu orang meninggal dunia, akibat hujan deras sejak Rabu (10/7) kemarin.

“Hampir seluruh wilayah di Kota Gorontalo sampai saat ini rawan banjir. Ya kita harus menjaga lingkungan, infrastruktur drainase dan lain sebagainya,” kata Kepala Pusat Informasi, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari di YouTube BNPB rekening, Senin (15/7).

Berdasarkan pantauan BMKG secara umum, kata Muhari, tidak terjadi hujan lebat. Namun kondisi wilayah memungkinkan pada waktu-waktu tertentu terjadi peningkatan intensitas hujan yang cukup signifikan.


“Peta kejadian di Kota Gorontalo banyak sekali. Saat ini kami sedang melakukan pengkajian lingkungan baik dari danau, sungai, apakah hujan dengan intensitas lokal,” ujarnya.

Muhari mencontohkan hujan yang terjadi di perkotaan, seperti banjir di Jakarta, tidak hanya disebabkan luapan sungai dan kiriman dari Bogor. Namun hujan lokal dengan intensitas tinggi dapat menyebabkan banjir.

“Kadang terjadi banjir di perkotaan, tidak hanya di Jakarta misalnya, tidak hanya luapan sungai, tidak hanya banjir di Bogor misalnya. Karena intensitas hujan di Jakarta saja, hanya lokal menyebabkan banjir yang cukup besar,” ujarnya. menjelaskan.

Tak hanya BNBP, kata Muhari, pemerintah daerah juga diminta melakukan kajian lingkungan hidup.

“Hal serupa diharapkan juga dilakukan oleh Pemprov. Sehingga kita bisa bersama-sama melakukan solusi jangka panjang. Tentu kita tidak ingin hal ini terjadi secara spontan dalam keadaan darurat, sekedar memadamkan api. menjadi perbaikan mendasar yang perlu kita lakukan, sehingga di tahun mendatang mungkin ketika kita tidak mengetahui perkembangan cuaca apakah La Nina akan semakin buruk, situasi seperti ini tidak akan terjadi lagi, ujarnya. .

Sementara terkait longsor di kawasan pertambangan emas tanpa izin di Kabupaten Bone Bolango, jelas Muhari, topografi wilayah tersebut memang rawan longsor.

“Topografinya cukup ekstrim, meski merupakan wilayah yang terdampak longsor ini, namun tingkat kerentanannya cukup tinggi. Keadaan seperti ini lebih-lebih permukaan bumi rawan longsor sehingga curah hujan cukup tinggi dan didalamnya terdapat terowongan yang memudahkan runtuh dan menimbulkan korban jiwa,” jelasnya.

Sehingga kejadian ini menjadi pembelajaran untuk menertibkan penambangan liar.

“Harus menjadi perhatian bersama, pertanyaan mendasarnya adalah berapa puluh nyawa yang harus kita korbankan untuk bisa menyelenggarakan hal seperti itu,” tutupnya.

(Rabu/Minggu)


Exit mobile version