Site icon Pahami

Berita Hampir 156 Ribu Warga Filipina Dievakuasi Imbas Topan Kalmaegi

Berita Hampir 156 Ribu Warga Filipina Dievakuasi Imbas Topan Kalmaegi


Jakarta, Pahami.id

Lebih dari 150.000 jiwa Filipina Bergerak menjauh dari wilayah pesisir negara itu seiring Topan Kalmaegi mendekati daratan pada Senin (3/11).

Hingga pukul 20.00 waktu setempat, Wakil Administrator Kantor Pertahanan Sipil Rafaelito Alejandro mengatakan hampir 156.000 orang telah dievakuasi terlebih dahulu.


Topan ini akan bertabrakan dengan Visayas Island Group. Layanan Cuaca Nasional mengatakan topan tersebut memiliki kecepatan 140 kilometer (87 mil) per jam dan hembusan angin hingga 170 km/jam.

Aliran listrik di Wilayah Kepulauan Dinagat, tempat Topan Kalmaegi diperkirakan pertama kali melanda, telah padam dan meninggalkan banyak warga dalam kegelapan.

“Angin bertiup kencang dan terdengar suara benda jatuh. Listrik padam sekitar satu jam yang lalu, dan kami tidak melihat apa pun,” kata Miriam Vargas, salah satu warga di sana, seperti dilansir AFP, Senin (3/11).

[Gambas:Video CNN]

Petugas bencana Pulau Leyte Roel Montesa mengatakan sebelumnya bahwa evakuasi sedang dilakukan di Palo dan Tanauan.

Evakuasi dilakukan di sana karena kedua kota tersebut terkena dampak terburuk dari gelombang badai pada tahun 2013, ketika Topan Super Haiyan menewaskan lebih dari 6.000 orang di sana.

Menurut petugas pertahanan sipil Randy Nicart, ribuan warga juga telah dievakuasi sejak Minggu (2/11) di pulau terdekat, Samar, di mana gelombang setinggi tiga meter diperkirakan akan terjadi.

“Beberapa pemerintah daerah terpaksa melakukan evakuasi paksa,” ujarnya.

Dia menambahkan, topan tersebut diperkirakan akan melanda sekitar tengah malam.

Filipina dilanda rata-rata 20 badai dan topan setiap tahunnya, yang secara rutin melanda daerah rawan bencana dimana jutaan orang hidup dalam kemiskinan.

Spesialis Layanan Cuaca Negara Bagian Charmaine Varilla mengatakan Kalmaegi, negara kepulauan, telah mencapai rata-rata tersebut. Dia menambahkan bahwa setidaknya “tiga hingga lima” badai lagi diperkirakan akan terjadi pada akhir Desember.

Di Leyte selatan, di Provinsi Kepulauan Dinagat, Gubernur Nilo Demerey mengatakan 10.000 hingga 15.000 orang telah dievakuasi ke wilayah yang lebih aman.

Pejabat bencana Joy Conales mengatakan penduduk kota Loreto di Dinagat telah diperintahkan untuk pindah ke tempat yang lebih tinggi.

Kota ini memiliki tembok laut satu lantai yang dirancang untuk melindungi pusatnya dari gelombang besar.

Para ilmuwan memperingatkan badai semakin kuat akibat perubahan iklim yang disebabkan oleh manusia.

Varilla mengatakan jumlah siklon yang lebih tinggi biasanya menyertai La Nina, suatu pola iklim alami yang mendinginkan suhu permukaan di Samudera Pasifik Khatulistiwa Tengah dan Timur.

Filipina dilanda dua badai besar pada bulan September, termasuk Topan Super Ragasa, yang menumbangkan pohon dan menghancurkan atap, serta menewaskan 14 orang di negara tetangga Taiwan.

(AFP/CHRI)


Exit mobile version