Jakarta, Pahami.id —
tentara Israel dibombardir lagi Semenanjung GazaPalestina, Minggu (19/1). Serangan ini dilakukan di saat seharusnya ada gencatan senjata antara Israel dan Israel Hamas sedang berlangsung.
Juru bicara Pasukan Pertahanan Israel (IDF) Daniel Hagari mengatakan serangan terus berlanjut karena milisi Hamas tidak memenuhi kewajibannya.
“Sampai pagi ini, Hamas belum memenuhi kewajibannya, dan bertentangan dengan perjanjian, Hamas belum menyampaikan nama sandera yang akan dibebaskan hari ini,” kata Hagari seperti dikutip. Al Jazeera.
Hagari menegaskan, sesuai instruksi Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, pihaknya tidak akan memulai gencatan senjata.
“Seperti yang diinstruksikan oleh perdana menteri, gencatan senjata tidak akan berlaku selama Hamas tidak memenuhi kewajibannya. [Militer Israel] “Sekarang terus serang Gaza, selama Hamas tidak memenuhi kewajibannya berdasarkan perjanjian,” kata Hagari.
Serangan udara dan artileri dilaporkan kembali terjadi di Gaza utara dan tengah.
Israel kembali menembaki Khan Younis, Nuseirat dan Kota Gaza, menewaskan sedikitnya tiga warga Palestina. Beberapa wilayah lain di Gaza juga dilaporkan mendapat serangan hebat dari Israel.
Hamas belum menyerahkan daftar sandera yang akan mereka bebaskan dari Gaza. Melalui Telegram, Hamas berdalih mengalami kendala teknis.
Perlu dicatat bahwa Hamas tidak menggunakan alat komunikasi konvensional, khususnya di Gaza.
Situasi perang dengan drone dan jet tempur Israel yang terus membombardir wilayah tersebut tidak dapat memberikan mereka akses leluasa terhadap alat komunikasi yang mudah terdeteksi. Mungkin inilah yang dimaksud dengan ‘masalah teknis di lapangan’.
Berdasarkan perjanjian tersebut, Hamas seharusnya menyerahkan nama-nama tahanan untuk dibebaskan 24 jam sebelum gencatan senjata berlaku. Namun hingga kini, belum ada daftar nama yang diserahkan kelompok milisi tersebut.
Kendati demikian, Hamas menegaskan pihaknya tetap berkomitmen melaksanakan gencatan senjata sesuai kesepakatan.
Dalam situasi saat ini, gencatan senjata Hamas-Israel berpotensi ditunda.
(blq/ashar)