Jakarta, Pahami.id —
Pejabat tinggi HamasKhaled Mashal, menyerukan dimulainya kembali aksi bom bunuh diri di Tepi Barat, terhadap tentara Israel.
Dalam pidatonya di sebuah konferensi di Türkiye, Mashal mengatakan Hamas ingin “kembali beroperasi [bunuh diri]sebagai oposisi nyata terhadap entitas Zionis.
“Musuh telah membuka konflik di semua lini, menargetkan kita semua, baik kita berperang atau tidak,” kata Mashal, mengacu pada dugaan pembunuhan bos Hamas Ismail Haniyeh oleh Israel.
“Saya mengulangi seruan saya kepada semua orang untuk berpartisipasi di berbagai bidang dalam perlawanan nyata terhadap entitas Zionis,” imbuhnya, dikutip Zaman Israel.
Awal Agustus ini, Hamas mengaku bertanggung jawab atas ledakan di ibu kota Tel Aviv, yang diduga merupakan bom bunuh diri dalam operasi gabungan dengan Jihad Islam Palestina.
Bom bunuh diri di Israel jarang terjadi sejak Intifada Kedua pada awal tahun 2000an, ketika ratusan warga Israel tewas dalam serangkaian pemboman mematikan. Setelah Intifada, Israel membangun tembok keamanan di Tepi Barat, untuk menggagalkan upaya pengeboman lebih lanjut.
Pekan ini, Israel juga mengintensifkan serangan di Tepi Barat. Juru bicara internasional Pasukan Pertahanan Israel (IDF), Lt. Kol. Nadav Shoshani mengatakan mereka telah mengidentifikasi “strategi sistematis” Iran untuk menyelundupkan senjata dan bahan peledak ke Tepi Barat.
Menteri Luar Negeri Israel, Israel Katz, juga punya penilaian serupa terhadap operasi di Tepi Barat. Menurutnya, Iran sedang berusaha membangun “front timur” melawan Israel.
“[Operasi tersebut dilakukan untuk] mengganggu infrastruktur teroris Islam-Iran,” kata Katz.
Israel dan negara-negara Barat menuduh Iran memiliki proksi di beberapa wilayah yang akan menentang Israel, termasuk milisi atau kelompok di Palestina.
Namun, sejumlah pengamat melihat Israel melancarkan serangan ke Tepi Barat karena frustrasi karena tidak meraih kemenangan di Jalur Gaza.
(DNA/DNA)