Jakarta, Pahami.id —
Petugas kelompok HamasOsama Hamdan, sebut Perdana Menteri Israel Benyamin Netanyahu sebagai kendala utama dalam mencapai kesepakatan gencatan senjata di Gaza.
“Kita harus ingat… apa yang dikatakan menteri di Israel bahwa hambatan utama untuk mencapai kesepakatan adalah Netanyahu. Sejak dulu dan sekarang, (Netanyahu) adalah hambatannya,” kata Osama Hamdan. Al Jazeera pada Sabtu (17/8).
Juni lalu, Presiden AS Joe Biden menawarkan peta jalan baru untuk gencatan senjata permanen dengan Hamas. Namun Israel menolak tawaran Biden.
Kemudian, dalam perundingan gencatan senjata Gaza yang digelar di Doha, Qatar, dua hari terakhir berlangsung alot dan tidak tercapai kesepakatan.
Setelah negosiasi yang sulit, para perunding akan bertemu lagi minggu ini untuk mencapai kesepakatan guna mengakhiri pertempuran antara Israel dan Hamas.
“Israel, dalam dua hari perundingan, menolak dokumen yang diperkenalkan Amerika pada 24 Juni berdasarkan inisiatif Biden, resolusi Dewan Keamanan, dan juga mereka yang bertanggung jawab atas urusan Israel,” kata Osama Hamdan.
“Mereka (Israel) menolaknya bahkan setelah Hamas menerimanya. Setelah dua hari perundingan, mereka menentang dokumen tersebut dan mereka mempunyai ide-ide baru yang belum pernah dibahas sebelumnya,” tambahnya.
Dalam pernyataan bersama, para mediator yakni Amerika Serikat (AS), Qatar, dan Mesir menyebut Washington telah menyampaikan proposal baru yang dibangun berdasarkan ketentuan perjanjian sejak pekan lalu.
AS mengklaim proposal baru ini menjembatani kesenjangan antara kedua belah pihak, yang mungkin akan segera dilaksanakan. Mediator akan terus mengerjakan proposal tersebut dalam beberapa hari mendatang.
Namun Hamas menolak persyaratan baru yang diajukan Israel. Sumber Hamas mengungkapkan, syarat yang mereka tolak adalah keinginan Israel untuk mempertahankan pasukan di Gaza. Israel juga ingin mempertahankan kendali di sepanjang perbatasan Gaza dengan Mesir.
Tak hanya itu, Negara Zionis juga mengklaim hak veto atas tahanan Palestina yang akan ditukar, dan berhak mendeportasi sebagian tahanan Palestina untuk dikembalikan ke negaranya tanpa pengadilan.
Sebaliknya, Hamas menuntut gencatan senjata permanen, penarikan penuh pasukan Israel dari Jalur Gaza, pemulangan pengungsi secara normal, dan perjanjian pertukaran tahanan.
(pra)