Jakarta, Pahami.id –
Kepala Konsultan Hamas mengatakan pada Minggu (14/12) pembunuhan komandan senior mereka oleh Israel mengancam kelanjutan gencatan senjata di Gaza.
Ia juga meminta Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump untuk menuntut Israel mematuhi ketentuan gencatan senjata yang telah disepakati.
Reuters melaporkan bahwa ribuan pendukung Hamas berkumpul di tengah Gaza Tengah selama pemakaman Raad Saat, seorang komandan senior yang menjabat sebagai kepala produksi senjata Hamas. Ia dan tiga temannya dibunuh pada Sabtu (13/12) oleh Israel.
Para jamaah meneriakkan “Para Syuhada dicintai Allah” dan membawa jenazah tersebut ke dalam peti mati yang dibungkus dengan bendera hijau Hamas.
Berkumpulnya orang-orang di pemakaman tersebut merupakan salah satu demonstrasi terbesar yang dilakukan kelompok tersebut sejak perjanjian gencatan senjata yang didukung AS mulai berlaku di Gaza pada bulan Oktober.
Sebelumnya, Israel menyatakan Raad Saad tewas dalam serangan di distrik Tel al-Hawa, barat daya Gaza.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan Menteri Pertahanan Israel Katz dalam pernyataan bersama juga mengatakan Saad tewas dalam operasi Israel yang dilancarkan sebagai tanggapan atas “ledakan bom Hamas yang melukai tentara kami hari ini di zona kuning Gaza.”
Netanyahu dan Katz menggambarkan Saad sebagai “salah satu arsitek” Serangan Hamas pada 7 Oktober 2023.
(FEA)

