Site icon Pahami

Berita Hamas Minta Rusia jadi Penjamin Gencatan Senjata dengan Israel


Jakarta, Pahami.id

Kelompok Hamas meminta Rusia menjadi salah satu penjamin gencatan senjata dengan Israel di Jalur Gaza.

Menurut Wakil Kepala Biro Politik Hamas Musa Abu Marzouk, Rusia sebagai pihak netral harus menjadi penjamin karena Amerika Serikat mendukung Israel.


“Kami tetap bersikeras bahwa Rusia harus menjadi penjamin perjanjian gencatan senjata, karena jelas bahwa Amerika Serikat berada di pihak Israel,” kata Marzouk kepada Sputnik.

“Posisi Rusia lebih adil, lebih dapat diterima oleh semua pihak, dan siap bertindak ke arah ini. Kami ingin mengakhiri hegemoni AS dan pengaruh sepihaknya terhadap masalah Palestina,” tambahnya.

Menurutnya, belum ada kemajuan dalam perundingan perjanjian gencatan senjata di Jalur Gaza. Hamas juga belum menanggapi usulan gencatan senjata terbaru tersebut.

“Upaya teman-teman kami di Qatar terus berlanjut, namun belum ada kemajuan. Kami telah melakukan beberapa revisi yang belum disetujui Israel,” ujarnya.

Marzouk juga menegaskan Hamas tidak berniat meminta bantuan militer dari Rusia.

“Tidak, kami tidak meminta bantuan militer. Perang sedang terjadi di Gaza, kami memproduksi senjata kami sendiri untuk pertempuran jarak dekat dan, sejauh ini, kami yakin bahwa kami dapat menangani pertempuran semacam ini sendiri,” ujarnya. dikatakan.

Awal pekan ini, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu bersikeras bahwa perang di Jalur Gaza akan terus berlanjut, meskipun ada perjanjian gencatan senjata.

Meski mengaku terbuka terhadap kesepakatan pembebasan sandera, Netanyahu menyatakan tidak akan menyetujui kesepakatan untuk mengakhiri perang di Gaza.

“Tujuan kami adalah memulangkan para sandera dan menggulingkan rezim Hamas di Gaza,” kata Netanyahu, seperti dikutip Al Jazeera.

Bulan lalu, Presiden AS Joe Biden mengajukan proposal gencatan senjata yang menyerukan Hamas dan Israel untuk menghentikan pertempuran selama enam minggu dan membebaskan sandera mereka masing-masing.

Proposal tersebut juga mencakup upaya untuk merundingkan gencatan senjata permanen jika gencatan senjata enam minggu berhasil. Namun wacana ini ditentang keras oleh Israel.

Israel tidak menyetujui penghentian permusuhan sepenuhnya karena ingin melenyapkan Hamas sepenuhnya.

Padahal, menurut pejabat AS, Israel sudah menyetujui usulan tersebut sebelum Biden mengusulkannya.

Sementara itu, Hamas menyambut baik usulan tersebut. Namun menurut Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken, Hamas mengusulkan beberapa perubahan yang akhirnya menyebabkan proses negosiasi terhenti karena lamanya menunggu persetujuan Hamas.

Hingga saat ini agresi Israel terhadap Palestina telah berlangsung lebih dari 8 bulan. Selama invasi brutal ini, hampir 38 ribu warga sipil tewas, sebagian besar adalah perempuan dan anak-anak.

(Dna)


Exit mobile version