Jakarta, Pahami.id –
Hamas Dikatakan bahwa masih membutuhkan waktu untuk meninjau proposal gencatan senjata di Strip GazaApa yang diusulkan oleh Presiden AS Donald Trump.
Trump sebelumnya mengatakan dia telah memberi Hamas selama empat hari untuk menyetujui proposal yang berisi 20 poin.
Anggota Biro Politik Hamas Mahommed Nazzal mengatakan kelompok itu masih bernegosiasi dengan proposal Trump.
“[Hamas berhak menyampaikan pandangannya] Dengan cara yang sejalan dengan kepentingan Palestina, “kata Nazzal kepada Al Jazeera.
“Kami tidak berurusan (dengan rencana ini), dengan logika waktu menjadi pedang yang diarahkan di leher kami,” katanya.
Pejabat Hamas lainnya yang menolak disebutkan namanya mengatakan mereka masih membutuhkan waktu untuk meninjau proposal Trump.
“Hamas masih bernegosiasi dengan proposal Trump dan telah mengatakan kepada mediator konsultasi untuk melanjutkan dan meluangkan waktu,” katanya, dikutip oleh AFP.
Trump mengusulkan proposal damai untuk strip Gaza yang berisi 20 poin. Intinya termasuk penghentian serangan, sandera, penarikan pasukan Israel memberikan kondisi tertentu, untuk pembentukan pemerintah sementara Gaza.
Proposal ini juga termasuk memberikan bantuan kemanusiaan, pembangunan kembali area saku, dan pelepasan senjata untuk Hamas.
Israel telah menyetujui proposal tersebut. Saat ini, Netanyahu dan AS sedang menunggu jawaban Hamas.
Trump juga memberi Hamas tenggat waktu empat hari untuk menanggapi proposal tersebut. Trump memperingatkan Hamas akan “menyesali” jika dia tidak menerima proposal itu.
“Kami memberikan tiga atau empat hari, kami akan melihat bagaimana nanti, semua negara Arab setuju, negara -negara Muslim setuju, Israel juga setuju,” kata Trump pada 30 September.
Artinya, Hamas hanya punya waktu sampai besok atau 4 Oktober untuk menjawab.
“Kami hanya menunggu Hamas, jika Hamas tidak melakukannya, ini akan menjadi akhir yang sangat menyedihkan,” katanya.
Proposal Trump telah membuat kritik dari para ahli. Mereka menganggap proposal untuk memberi manfaat bagi Israel dan meminggirkan orang -orang Palestina meskipun mereka seharusnya dikritik sebagai korban pembantaian.
(Isa/DNA)

