Tanjungpinang, Pahami.id —
Gubernur Kepri Ansar Ahmad buka suara soal dugaan penerimaan fasilitas atau imbalan yang dilakukan Kepala Badan Pengusahaan Kawasan Bintan (BP Bintan) Farid Irfan Siddik.
Tuduhan ini muncul setelahnya Jeje yang cantik yang merupakan istri dari Farid Irfan Siddik ini viral karena mengaku keluarganya kerap dibiayai oleh para pengusaha saat pergi ke luar negeri. Jeje merupakan menantu Staf Ahli Jaksa Agung Asri Agung.
“Nanti kita cek, kita cek dulu. Kami akan meneleponnya dulu Namun,” kata Ansar Ahmad, Senin (26/8).
Asri Agung Putra saat ini menjabat sebagai Staf Ahli Jaksa Agung. Sebelumnya menjabat Sekretaris Jaksa Agung Muda Bidang Pengawasan dan juga Pj Jaksa Agung Muda Bidang Tindak Pidana Umum.
Ia juga pernah menjadi Kepala Kejaksaan DKI Jakarta dan menjabat sebagai Kepala Kejaksaan Kepulauan Riau.
Terkait hal ini, Kejaksaan Agung pun angkat bicara. Kepala Pusat Penerangan Hukum Kejaksaan Agung Harli Siregar menilai dugaan suap yang dilakukan Asri merupakan urusan pribadi dan tidak ada kaitannya dengan institusi.
Harli mengaku masih perlu mendalami maksud dan tujuan Jelita Jeje saat memberikan suap tersebut. Karenanya, dia belum mau mengambil kesimpulan lebih jauh apakah dugaan suap itu benar atau tidak.
“Kejadian ini ranah pribadi atau keluarga. Kami belum tahu apa motivasi yang bersangkutan menyampaikan hal tersebut,” jelasnya melalui pesan singkat, Senin (26/8).
“Harus diselidiki dulu, misalnya karena emosi atau masalah keluarga, jadi jangan langsung mengambil kesimpulan seperti itu,” imbuhnya.
Kasus ini bermula saat Jelita Jeje membela perjalanan Kaesang Pangarep dan Erina ke Amerika yang diunggah ke media sosial.
Diakui Jeje, beberapa fasilitas dari jet pribadi kerap ditawarkan pengusaha secara gratis hanya karena menantunya adalah pejabat negara. Hal inilah yang menimbulkan tuntutan menerima imbalan.
Sejauh ini belum ada penjelasan lebih lanjut dari Farid, Jeje, maupun mertuanya, Asri. Berdasarkan pantauan, akun Instagram Jelita Jeje dan Farid pada Selasa (27/8) pagi telah hilang atau tak ditemukan lagi.
(arp/chri)