Jakarta, Pahami.id –
Hampir seribu orang di wilayah ini Sweida, Suriah Selatan, membunuh efek perang Suku Druze Dengan Badui Arab dan diperburuk oleh serangan brutal militer Israel.
Institut Pemantauan Hak Asasi Manusia Suriah untuk Hak Asasi Manusia mencatat 940 orang tewas sejak perang di Sweida. Laporan itu muncul setelah Suriah mengumumkan gencatan senjata di wilayah tersebut.
Dalam laporan lembaga ada 263 Milisi Druzes dan 262 warga sipil terbunuh.
“[Dari jumlah komunitas Druze yang tewas] 182 dari mereka diimplementasikan secara singkat oleh Kementerian Urusan, “kata Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia, dikutip oleh AFP pada hari Sabtu (7/19).
Pasukan keamanan Suriah berada di bawah naungan Kementerian Dalam Negeri. Sementara itu, personel militer berada di bawah kendali Kementerian Pertahanan.
Selain itu, Badan Pemantauan Hak Asasi Manusia melaporkan jumlah kematian termasuk 312 pasukan pemerintah dan 15 tentara tewas dalam serangan Israel.
Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia juga melaporkan 21 dari komunitas Badui yang terbunuh.
“Tiga [dari 18 komunitas Badui yang tewas] Menerapkan milisi Druze, “tambah laporan itu.
Laporan itu muncul setelah Presiden Suriah Ahmed Al Sharaa mengumumkan gencatan senjata hari ini pada hari Sabtu (7/19) di provinsi Sweida.
Kantor Presiden Suriah juga meminta “semua pihak untuk sepenuhnya menghormati” gencatan senjata,
Sweida telah dipanaskan setelah Perang Druze dan Badui Arab sejak minggu lalu. Menanggapi konflik, pemerintah sementara telah memobilisasi pasukan keamanan dan militer.
Situasi memburuk ketika pasukan Israel mengganggu penyimpanan Sweida. Mereka berpendapat bahwa serangan itu adalah peringatan bagi pasukan pemerintah dan upaya untuk melindungi Druze.
Gencatan senjata terjadi di Sweida pada 15 Juli. Namun, bentrokan antar masyarakat masih terjadi dan serangan Israel berlanjut.
(NSA/AGT)