Site icon Pahami

Berita Geger Dugaan Bullying, Malaysia Selidiki Kematian Siswi Zara Mahathir

Berita Geger Dugaan Bullying, Malaysia Selidiki Kematian Siswi Zara Mahathir


Jakarta, Pahami.id

Kantor Kejaksaan Agung (Masa Lalu) Malaysia memutuskan untuk memegang tinta atau meninjau penyebab kematian Zara Qairina Mahathir, setelah memicu kontroversi publik terkait dengan tuduhan tersebut intimidasi.

Zara adalah siswa pertama di SMA Tun Datu Mustapha di Papar, Sabah, Malaysia, yang meninggal pada 17 Juli setelah ditemukan tidak sadarkan diri di jalur air dekat asrama sekolah sehari sebelumnya.


Laporan awal mengatakan Zara jatuh dari lantai tiga asrama. Namun, orang percaya dia menderita anak -anak yang tinggi.

Dalam sebuah pernyataan, kantor jaksa agung menjelaskan bahwa keputusan Inakes dibuat setelah partainya meninjau laporan oleh polisi yang diajukan oleh polisi pada hari Selasa (12/8).

“Tujuan dari tinta ini adalah untuk menentukan penyebab dan kondisi kematian, termasuk apakah ada unsur kriminal dalam kematian Zara Qairina,” kata pernyataan Malaysia, sebagaimana disebutkan Surat.

Yang lalu menyatakan bahwa proses tinta akan dilakukan oleh Pengadilan Koroner secara independen dan transparan oleh hukum. Pemeriksaan ini akan dilakukan berdasarkan Pasal 339 paragraf (1) dari KUHP.

Kematian Zara memicu kontroversi di antara publik setelah tubuhnya dimakamkan tanpa otopsi. Bahkan, ada memar di tubuhnya, yang ditemukan ibunya saat mandi.

Pengacara keluarga Zara kemudian mendesak makamnya untuk dihancurkan dan melakukan otopsi.

Menurut pengacara, polisi juga tidak mengambil pakaian Zara untuk pemeriksaan forensik, yang harus dilakukan dalam prosedur kriminal umum.

Publik juga berspekulasi bahwa ada gangguan yang dialami oleh Zara dan tuduhan keterlibatan individu yang berpengaruh. Spekulasi publik menjadi semakin dan lebih setelah perekaman percakapan telepon antara Zara dan ibunya, di mana Zara mengeluh kepada ibunya tentang beberapa siswa senior karena ketidakpuasannya terhadapnya dan sering mengganggunya.

Tuduhan keterlibatan individu yang berpengaruh ditolak oleh berbagai pihak yang relevan.

Ratusan hingga ribuan orang di seluruh Sabah, termasuk di Tawau, Sandakan, dan Lahad Datu, kemudian mengadakan demonstrasi untuk menuntut keadilan bagi Zara. Ribuan orang lain mengikuti demonstrasi lain di Labuan dan Sipitang.

Melihat perhatian publik yang besar, Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim menyuarakan dan mengkonfirmasi bahwa investigasi yang “cepat dan transparan” akan dilakukan dalam kasus kematian Zara. Anwar mengatakan dia akan menghukum semua pelaku jika ada bukti pelanggaran.

Kantor Kejaksaan Agung Malaysia pada 8 Agustus akhirnya memerintahkan merger Zara untuk dilakukan oleh Autopsi. Pembongkaran Makam diadakan pada 9 Agustus dan Autopsi diadakan pada 10 Agustus di Rumah Sakit Queen Elizabeth I Kota Kinabalu.

(BLQ/BAC)


Exit mobile version