Site icon Pahami

Berita Fakta-fakta Terbaru Kasus Penembakan WNI di Malaysia

Daftar Isi



Jakarta, Pahami.id

Sejumlah fakta baru terungkap dari kasus ini menembak Warga Indonesia dijalankan oleh agen penguatan maritim Malaysia (APMM) pada hari Jumat (1/24).

Sampai saat ini, Kementerian Luar Negeri dan Kedutaan Besar Indonesia di Kuala Lumpur mengatakan mereka akan terus memantau kasus ini dan memastikan bantuan konsultatif bagi para korban.

Berikut adalah beberapa fakta terbaru yang disusun oleh cnnindonesia.com.


1. Jumlah kematian berasal dari riau

Satu orang terbunuh dari insiden penembakan yang dikenal sebagai Basri. Dia dari Riau. Sementara itu, empat warga Indonesia terluka dari penduduk Riau dan Kepulauan Riau dan dua dari Aceh.

“Warga Riau yang telah meninggal informasi Basri, kami tidak terperinci (ketika binaraga), kepastiannya tidak, tetapi untuk administrasi 2 hingga 3 hari jika telah selesai, otopsi dapat dikembalikan,” kata kepala dari itu Pusat Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP3MI) Wilayah Riau, Fanny Rahyu Kurniawan ke CNNindonesia.com, Selasa (1/28).

Untuk cedera tidak ada informasi lebih lanjut tetapi mereka masih dipanggil dalam pemeriksaan rumah sakit oleh polisi Malaysia.

2. Motif penembakan

Menurut informasi Polisi Royal Malaysia (GRDP), penembakan itu terjadi oleh orang Indonesia yang diduga ingin meninggalkan Malaysia melalui ilegal. APMM mengklaim orang Indonesia bertarung sampai mereka menembak para korban.

3. Pengiriman Catatan Diplomatik

Untuk mendorong penyelidikan, Kedutaan Besar Indonesia akan mengirimkan catatan diplomatik kepada pemerintah Malaysia. Di sini termasuk kemungkinan menggunakan kekuatan berlebihan (Penggunaan kekerasan yang berlebihan) oleh apmm.

4. Dorong Malaysia untuk menyelidiki

Indonesia mendesak Malaysia untuk menyelidiki kasus ini secara keseluruhan. Wakil Menteri Pekerja Migran Indonesia (P2MI) Christina Aryani mengatakan ada kebutuhan untuk tindakan tegas terhadap pejabat APMM.

“Kementerian P2MI mendesak Malaysia untuk menyelidiki acara tersebut dan juga mengambil tindakan tegas terhadap petugas patroli APMM jika telah terbukti memiliki kekuatan berlebihan atau penggunaan kekerasan yang berlebihan,” kata Christina dalam sebuah pernyataan tertulis pada hari Minggu (1/26).

Christina mengatakan kementerian P2MI juga terus berkoordinasi sehingga para korban menerima perawatan medis dan mendukung keluarga para korban termasuk bantuan hukum dan pengembalian.

(Els/BAC)


Exit mobile version