Daftar Isi
Jakarta, Pahami.id –
Bareskrim Poli mengungkapkan kasus pencurian Akun tidak aktif dari satu bank Bumn sebesar RP204 miliar.
Direktur Brigadir Kejahatan Ekonomi Khusus Brigadir Jenderal Helfi Assegaf mengatakan bahwa pencurian akun diambil oleh sindikat pada Juni 2025.
“Pencurian bank sindikat melalui akses ilegal ke transfer dana dalam rekening tidak aktif pada absen atau tanpa kehadiran fisik pelanggan senilai RP204 miliar,” Helfi mengatakan pada konferensi pers pada hari Kamis (9/25).
Polisi berjumlah sembilan tersangka dalam kasus ini. Detailnya adalah AP (50), GRH (43), C (41), DR (44), Nat (36), R (51), TT (38), DH (39) dan (60).
Cnnindonesia.com Merangkum beberapa fakta yang terkait dengan kasus ini:
Pembangunan kasing
Helfi menjelaskan bahwa kasus ini dimulai pada awal Juni 2025, ketika sindikat pencurian bank bertemu dengan salah satu pemimpin sub -bahasa Bumn Bank di Jawa Barat dengan inisial AP.
Selama pertemuan, pelaku C, yang merupakan penyebab sindikat pencurian bank, mengklaim bahwa perwakilan gugus tugas aset melakukan tugas -tugas negara secara rahasia.
“Jaringan sindikat pencurian bank yang mengaku sebagai gugus tugas untuk mendapatkan aset yang menjelaskan pekerjaan dan peran mereka dari persiapan, implementasi hingga tahap timbal balik,” kata Helfi.
Kemudian, sindikat bank yang rusak sebagai pasukan eksekutif memaksa kepala cabang untuk menyerah ID Pengguna aplikasi Sistem Perbankan Inti. Mereka juga mengancam keselamatan kepala cabang dan keluarga mereka jika mereka tidak ingin berpartisipasi dalam rencana tersebut.
Setelah menyetujui, Helfi mengatakan sindikat mengambil tindakan pada hari Jumat (6/25) pada pukul 18:00 WIB. Dia mengatakan pelaku dengan sengaja melakukan transaksi sebelum akhir pekan untuk menghindari sistem pelacakan bank.
“Kepala cabang menyerah ID Pengguna aplikasi Sistem Perbankan Inti Kasir ke salah satu pelaksana yang merupakan mantan kasir bank untuk melakukan akses ilegal, “katanya.
Helfi menjelaskan bahwa setelah berhasil mengakses sistem yang ada, para pelaku kemudian segera mentransfer RP204 miliar ke lima akun perlindungan dalam 42 transaksi selama 17 menit.
Transaksi yang mencurigakan kemudian terdeteksi oleh sistem bank dan dilaporkan ke investigasi kriminal. Setelah itu, katanya, para penyelidik segera berkomunikasi dengan PPATK untuk membuat blok pencarian dan akun.
“Dari penyelidikan, itu telah berhasil pulih dan menyelamatkan semua dana yang dikelola secara ilegal dengan total RP204 miliar,” katanya.
Tersangka pembunuh terhadap bank menjadi dalang
Polisi mengatakan dua pelaku bank yang membunuh bank Pradiperta (MIP), Candy (C) dan DWI Hartono (DH) terlibat sebagai pencurian akun.
Helfi mengatakan pelaku gula Perkenalan atau aktor utama dari transfer dana.
Candy juga mengklaim sebagai anggota gugus tugas untuk Divisi Aset yang melakukan tugas -tugas negara secara rahasia ketika bertemu dengan kepala sub -bahasa Bumn Bank dengan inisial AP.
“Cluster pencucian uang adalah tersangka DH yang memiliki peran membuka blocker akun dan mentransfer dana yang diblokir,” katanya kepada konferensi pers di Polisi Investigasi Kriminal pada hari Kamis (9/25).
Peran tersangka lainnya
Helfi menjelaskan bahwa tersangka AP berperan dalam menyediakan akses ke aplikasi perbankan inti untuk mentransfer dana ke absen. Sementara itu, GRH bertindak sebagai penghubung antara jaringan sindikat pencurian bank dan kepala sub -branch.
Selain itu, clusing cluster atau pelaksana adalah Dr. yang bertindak sebagai konsultan hukum untuk melindungi sindikat pencurian bank dan aktif dalam merencanakan implementasi dana.
Selain itu, NAT, mantan karyawan teller bank dan ditugaskan untuk melakukan akses ilegal ke aplikasi dan memindahkan dana dalam akun yang tidak aktif ke lima rekening perlindungan.
Tersangka R yang bertindak sebagai mediator untuk menemukan dan memperkenalkan kepala cabang dan menerima aliran kejahatan. Serta pemain TT yang berperan dalam menerima dan mengelola hasil kejahatan.
Akhirnya, kelompok pencucian uang adalah orang -orang yang berperan dalam memberikan akun perlindungan dan menerima uang dari kejahatan.
Cepat ke inisial
Polisi negara mengejar jumlah dan diduga memainkan peran penyedia informasi pada RP204 miliar akun tidak aktif di salah satu negara yang dimiliki oleh negara tersebut.
Helfi menyebutkan bahwa informasi dari D kemudian digunakan oleh sindikat pencurian bank
“Untuk awal D dalam proses menemukan, tentang masalah ini, kami terus berkoordinasi dengan polisi metro,” katanya.
Dia mengatakan pernyataan angka D masih diperlukan oleh penyelidik untuk mengungkapkan beberapa tindakan pencurian termasuk asal data akun tidak aktif.
“Kami memperdalam dengan tindak lanjut, konfrontasi nanti dengan semua tersangka. Kemudian hasilnya akan diberitahu lagi,” katanya.
(Yoa/isn)