Staf Doctors Without Borders (Medicins Sans Frontieres/MSF) melaporkan situasi yang mengerikan di sana Rumah Sakit Al Shifa Semenanjung Gaza Palestina yang masih dikepung oleh drone dan tank Israel hingga Senin (13/11).
Setelah jaringan komunikasi di kawasan RS Al Shifa pulih, MSF mengeluarkan pernyataan bahwa sejumlah stafnya mengirimkan laporan mengenai situasi terkini di rumah sakit terbesar di Gaza yang sedang sekarat itu.
IKLAN
GULIR UNTUK MELANJUTKAN KONTEN
“Kami tidak memiliki listrik atau air bersih di rumah sakit. Tidak ada makanan. Orang-orang akan meninggal dalam beberapa jam ke depan tanpa ventilator yang berfungsi. Di depan rumah sakit, banyak mayat tergeletak di tanah. Ada beberapa pasien yang terluka juga. dan kami tidak bisa membawa mereka ke rumah sakit,” demikian pernyataan dari dokter bedah MSF yang bertugas di Rumah Sakit Al Shifa.
MSF juga mengatakan Israel menyerang ambulans yang membawa sejumlah pasien beberapa meter dari pintu depan Rumah Sakit Al Shifa.
“Ada juga penembak jitu yang terus menembak pasien. Mereka (pasien) terluka terkena tembakan. Kami telah mengoperasi tiga pasien akibat tembakan penembak jitu,” kata MSF seperti dikutip. Al Jazeera.
[Gambas:Video CNN]
MSF mengatakan kondisi di Rumah Sakit Al Shifa tidak manusiawi karena terputus sama sekali dari dunia luar. Menurut MSF, jaringan internet tidak stabil dan terkadang terputus total.
Meski begitu, staf MSF dan petugas medis di Rumah Sakit Al Shifa menolak dievakuasi dari rumah sakit. Mereka bersumpah hanya akan meninggalkan rumah sakit jika para pasien juga dievakuasi.
“Kami tidak ingin meninggalkan pasien kami. Ada sekitar 600 pasien, 37 bayi dan satu orang yang membutuhkan perawatan ICU. Kami tidak bisa meninggalkan mereka,” kata MSF.
“Kami memerlukan jaminan bahwa ada koridor yang aman (untuk evakuasi) karena kami melihat beberapa orang mencoba meninggalkan Al Shifa dan mereka (Israel) membunuh mereka, mengebom orang, dan penembak jitu membunuh mereka. Di dalam Rumah Sakit Al Shifa, ada pasien dan terluka. tim medis. Jika mereka memberi kami jaminan dan memindahkan pasien terlebih dahulu, kami akan pindah.”
Rumah Sakit Al Shifa telah dikepung Israel sejak akhir pekan lalu. Dokter dan administrator Rumah Sakit Al Shia mengatakan bahwa drone Israel terus terbang di atas kompleks rumah sakit dan menembaki setiap benda bergerak.
Seorang pekerja medis terbunuh oleh drone Israel ketika mencoba mencapai inkubator untuk membantu bayi prematur.
Dunia mengutuk keras pengepungan Rumah Sakit Al Shifa, namun Israel berpendapat bahwa rumah sakit tersebut adalah sarang fasilitas Hamas.
Hingga Senin (13/11), jumlah korban tewas akibat agresi Israel terhadap Gaza sejak 7 Oktober mencapai 11.240 orang.
Sebanyak 4.630 korban adalah anak-anak dan 3.130 lainnya adalah perempuan.
Jumlah kematian akibat invasi Israel ke Gaza hanya dalam waktu sebulan melebihi jumlah kematian akibat invasi Rusia ke Ukraina sejak Februari 2022.
(rds)
[Gambas:Video CNN]