Site icon Pahami

Berita DPR Soroti Job Fair Cikarang Ricuh, Singgung Pengangguran Struktural

Berita DPR Soroti Job Fair Cikarang Ricuh, Singgung Pengangguran Struktural


Jakarta, Pahami.id

Anggota Komisi IX Ri Divisi Buruh, Nurhadi, menyoroti pekerjaan pekerjaan yang dipegang oleh kantor Jawa Barat, Jawa Barat, di daerah Cikarang pada hari Selasa (5/27).

Menurut Nurhadi, insiden itu mencerminkan perlunya orang -orang untuk bekerja sangat mendesak. Sebaliknya, ia menganggap pemerintah daerah untuk menyadari bahwa pameran karya ini bukan hanya upacara tahunan, tetapi representasi mayoritas dari pengangguran struktural yang disebut SO.


Oleh karena itu, menurut Nurhadi, pendekatannya bukan hanya administrasi atau peristiwa yang didasarkan. Namun, itu harus dilihat sebagai bagian dari strategi berkelanjutan dalam pengembangan pekerjaan regional.

“Pameran pekerjaan itu bukan hanya upacara tahunan, tetapi representasi skala besar dari pengangguran struktural yang disebut SO,” kata Nurhadi dalam sebuah pernyataan pada hari Senin (2/6).

Selain itu, ia juga mengkritik kerusuhan yang menunjukkan ketidakpastian manajemen pemerintah daerah untuk menangani kepentingan publik yang tinggi dalam mengakses pekerjaan.

Politisi partai Nasdem menyesali bahwa kekacauan itu terjadi hanya karena pemindai kode QR yang berisi daftar perusahaan pembuka.

“Dikatakan bahwa ekspektasi lonjakan pengunjung, manajemen aliran peserta, distribusi informasi digital, dan menyelesaikan lokasi acara telah menjadi standar minimum dalam mengorganisir pameran kerja yang besar, terutama di tengah -tengah pemberhentian seperti itu,” katanya.

Nurhadi mendorong solusi singkat untuk kepentingan publik dalam pekerjaan itu. Menurutnya, pameran karya harus diadakan dari sub -distrik atau zona industri.

Selain itu, ia juga meminta pemerintah untuk mengevaluasi ketersediaan dan kesesuaian pekerjaan dengan profil keterampilan pencari kerja. Jika ketidakmampuannya terlalu tinggi, ia mengatakan pemerintah harus meningkatkan pelatihan kejuruan, dan bimbingan karier.

“Dengan pengangguran tinggi dan kekacauan sosial yang terlihat dalam bentuk kekacauan seperti itu, pameran pekerjaan di masa depan tidak lagi menjadi simbol panik kolektif,” kata Nurhadi.

“Pesta pekerjaan harus menjadi solusi nyata untuk pekerjaan yang baik, aman, dan bermartabat, bukan hanya upacara,” katanya.

Sementara itu, Bupati Bekasi Ade Kuswara Kunang mengatakan kepadatan pekerjaan di daerahnya adalah dampak yang tinggi pada kepentingan publik. Festival kerja pertama membuka 2.000 lowongan, tetapi pencari kerja datang untuk mencapai lebih dari 25.000.

Dia mengungkapkan bahwa pertukaran lowongan pekerjaan adalah bagian dari program prioritas hari kerja dengan fokus besar pada pengurangan pengangguran di wilayah distrik distrik.

“Ini berarti bahwa di masa depan kita perlu membuka lowongan berikutnya dengan kapasitas lebih dari 2.000 lowongan,” kata ADE di lokasi.

(THR/RDS)


Exit mobile version