Jakarta, Pahami.id —
Wakil Ketua Komisi I DPR RI Dave Laksono meminta semua pihak menahan diri agar tidak terjadi gesekan yang justru memperburuk keadaan terkait penguasaan bendera bintang dan bulan Gerakan Aceh Merdeka (LEM).
Politisi Partai Golkar itu menyayangkan kejadian tersebut karena terjadi saat penanganan banjir dan longsor di Aceh.
Saya mengimbau masyarakat menyampaikan aspirasinya secara damai dan sesuai aturan, serta mengajak aparat keamanan untuk terus mengedepankan sikap profesional dan humanis dalam menjalankan tugasnya, kata Dave di Jakarta, Jumat (26/12), dikutip dari di antara.
Dave memahami niat baik masyarakat untuk menyalurkan bantuan kepada korban bencana, selain menyuarakan aspirasi agar penanganan banjir mendapat perhatian lebih dari pemerintah pusat.
“Jangan sampai perbedaan pendapat di lapangan mengaburkan tujuan utama kita, yaitu menjamin keselamatan masyarakat dan kelancaran distribusi bantuan,” ujarnya.
Menurutnya, semua pihak harus mengambil pelajaran dari kejadian ini, bahwa komunikasi yang baik dan saling menghormati adalah kunci untuk menghindari konflik.
Dave mengingatkan, pemerintah pusat dan pemerintah provinsi perlu memperkuat koordinasi agar aspirasi masyarakat bisa terkomunikasi dengan jelas tanpa menimbulkan ketegangan.
Menurutnya, penanggulangan bencana perlu menjadi prioritas, sedangkan perbedaan politik perlu disalurkan melalui mekanisme yang tepat.
Mari kita jadikan kejadian ini sebagai pembelajaran berharga untuk menjaga persatuan, mengedepankan kemanusiaan, dan mempererat kepercayaan antara masyarakat dan pihak berwenang, ujarnya.
Sebelumnya, prajurit TNI bersenjata laras panjang dikabarkan membubarkan konvoi masyarakat yang hendak mengantarkan bantuan ke Aceh Tamiang di Lhokseumawe karena mengibarkan bendera Bulan dan Bintang.
Video terkait penyebaran massa pun viral di media sosial. Sejumlah tentara terekam mengejar orang-orang yang membawa bendera Bulan dan Bintang.
Kepala Pusat Penerangan TNI Mayjen (Mar) Freddy Ardianzah buka suara soal kejadian tersebut.
TNI menyayangkan adanya penyebaran video/konten yang memuat narasi palsu dan mendiskreditkan institusi TNI. Informasi tersebut tidak sesuai fakta di lapangan dan berpotensi menyesatkan masyarakat, kata Freddy dalam keterangannya.
Freddy pun menjelaskan kronologi kejadian tersebut. Dijelaskannya, kejadian tersebut bermula pada pagi hari tanggal 25 Desember 2025 dan berlanjut hingga dini hari tanggal 26 Desember di Kota Lhokseumawe.
Menurutnya, sekelompok orang berkumpul, berkonvoi dan melakukan demonstrasi, bahkan ada pula yang mengibarkan bendera Bulan Berbintang.
“Identik dengan lambang GAM yang diiringi yel-yel yang berpotensi menimbulkan reaksi masyarakat dan mengganggu ketertiban umum, khususnya di tengah upaya pemulihan pascabencana di Aceh,” ujarnya.
(fra/antara/fra)

