Site icon Pahami

Berita Dokumen Bocor Tunjukkan Intel AS Tahu Rencana Israel Serang Iran

Daftar isi



Jakarta, Pahami.id

Dokumen intelijen Amerika Serikat yang sangat rahasia (Amerika Serikat) dibocorkan. Isinya, intelijen AS mengetahui rencana tersebut Israel untuk menyerang Iran.

AS juga sedang menyelidiki mengapa dokumen rahasia ini bocor. Demikian mengutip dari CNN, berdasarkan informasi dari tiga sumber yang mengetahui masalah tersebut. Salah satunya dapat memverifikasi keaslian dokumen tersebut.

“Kebocoran ini sangat meresahkan,” kata seorang pejabat AS CNN, dikutip Minggu (20/10) pagi.


Seorang pejabat AS mengatakan penyelidikan sedang dilakukan untuk memeriksa siapa yang memiliki akses terhadap dugaan dokumen Kementerian Pertahanan AS atau Pentagon. Sekadar informasi, kebocoran apa pun secara otomatis akan memicu penyelidikan oleh Biro Investigasi Federal (FBI) bersama Pentagon dan badan intelijen AS.

Sejauh ini, FBI menolak mengomentari pertanyaan tersebut CNN.

CNN berusaha menghubungi Dewan Keamanan Nasional AS (NSC), namun mereka malah menghubungi Direktur Intelijen Nasional dan Pentagon untuk memberikan komentar.

Isi dokumen rahasia yang bocor

Dokumen bertanggal 15 dan 16 Oktober itu mulai beredar secara online pada Jumat (17/10) lalu setelah diunggah ke aplikasi pesan Telegram oleh akun alias ‘Middle East Spectator’.

Dokumen intelijen tersebut telah diberi tanda ‘sangat rahasia’, dan memiliki tanda yang menunjukkan bahwa dokumen tersebut hanya dimaksudkan untuk dilihat oleh AS dan sekutu ‘Lima Mata’-nya, termasuk Australia, Kanada, Selandia Baru, dan Inggris.

Dokumen rahasia yang bocor menggambarkan persiapan nyata Israel untuk menyerang Iran.

CNN jangan mengutip secara langsung atau menunjukkan dokumen tersebut.

Salah satu dokumen, yang konon dikumpulkan oleh Badan Intelijen Geospasial Nasional AS, menyebutkan rencana tersebut melibatkan Israel dalam memindahkan amunisi.

Dokumen lain mengatakan dokumen itu diperoleh dari Badan Keamanan Nasional AS (NSA), dan menguraikan latihan angkatan udara Israel yang melibatkan rudal udara-ke-permukaan, yang juga diyakini sebagai persiapan serangan terhadap Iran.

Tidak jelas bagaimana dokumen tersebut diketahui publik, atau apakah dokumen tersebut diretas atau sengaja dibocorkan.

AS sudah sangat waspada terhadap peretasan yang dilakukan Iran. Badan-badan intelijen AS memperingatkan pada bulan Agustus bahwa Iran telah meretas dokumen milik tim kampanye calon presiden AS Donald Trump.

Hubungan AS-Israel

Kebocoran dokumen intelijen yang sangat rahasia terjadi pada saat yang sangat sensitif dalam hubungan AS-Israel. Kebocoran ini diyakini akan membuat marah Israel, apalagi negara Yahudi itu bersiap menyerang Iran sebagai respons atas serangan rudal Iran pada 1 Oktober.

“Jika benar rencana taktis Israel dalam menanggapi serangan Iran pada 1 Oktober telah bocor, maka ini merupakan pelanggaran serius,” kata mantan wakil asisten menteri pertahanan untuk Timur Tengah, Mick Mulroy. CNN.

Mulroy yang juga pensiunan perwira CIA mengatakan hubungan AS dan Israel di masa depan juga bisa menghadapi tantangan akibat insiden ini.

“Kepercayaan adalah komponen kunci dalam hubungan ini, dan bergantung pada bagaimana hal ini terungkap, kepercayaan bisa terkikis,” kata Mulroy.

Kebocoran besar-besaran informasi intelijen AS tahun lalu juga berdampak pada hubungan AS dengan sekutu dan mitranya, termasuk Korea Selatan dan Ukraina. Kebocoran tersebut terjadi setelah seorang prajurit Garda Nasional Udara berusia 21 tahun mengunggah informasi rahasia ke platform media sosial Pertentangan.

Pengakuan Joe Biden

Presiden AS Joe Biden juga menerima pertanyaan mengenai rencana serangan Israel terhadap Iran.

Hal itu ditanyakan seorang jurnalis pada Jumat (18/10) di Berlin, Jerman.

Para wartawan bertanya apakah Biden mengetahui bagaimana dan kapan Israel akan melancarkan serangan terhadap Iran, sementara Teheran memperingatkan bahwa Israel akan merespons dengan ‘tegas’.

Mengutip dari Al Jazeera, Ketika ditanya oleh seorang reporter apakah dia tahu persis bagaimana Israel akan merespons serangan rudal Iran pada tanggal 1 Oktober, dan kapan serangan Israel akan dilakukan, Biden menjawab dengan singkat, “Ya, dan ya.”

Salah satu wartawan kemudian bertanya lagi untuk meminta Biden menjelaskan atau menguraikan jawabannya, namun Presiden AS menjawab, “Tidak dan tidak.”

Sebelumnya, Biden telah meminta Israel untuk tidak menyerang situs minyak atau nuklir Iran, sebuah serangan yang secara signifikan dapat meningkatkan konflik yang sudah memburuk.

Menteri Luar Negeri Iran Abbas Araghchi memperingatkan bahwa AS akan bertanggung jawab atas segala kerugian yang diderita Negeri Mullah akibat serangan Israel. Hal ini ditulis Araghchi di akun X sebagai tanggapan atas pernyataan Biden dari Jerman tentang rencana Israel menyerang Iran.

Sementara itu, Iran menyebut serangan rudal balistik 1 Oktober ke Israel dilakukan sebagai respons terhadap pembunuhan mantan pemimpin politik Hamas Ismail Haniyeh di ibu kota Teheran pada Juli lalu, dan pembunuhan Sekretaris Jenderal Hizbullah Hassan Nasrallah di Beirut, Lebanon September lalu.

Hampir 200 rudal ditembakkan dalam serangan tersebut, yang menghantam beberapa lokasi di Israel, termasuk fasilitas militer Negara Yahudi. Namun tidak ada korban jiwa dalam serangan Israel tersebut.

Baku tembak antara Tel Aviv dan Teheran meningkat tahun ini setelah Israel mengebom Konsulat Iran di Damaskus, Suriah pada 1 April 2024. Dalam insiden itu beberapa perwira senior militer Iran tewas, termasuk Jenderal Qassem Soleimani.

Iran menanggapi serangan itu dua minggu kemudian dengan meluncurkan ratusan drone dan rudal balistik ke Israel.

Hampir semuanya telah dicegat oleh Israel, AS, dan sekutunya.

(tim/anak-anak)



Exit mobile version