Dokter Rumah Sakit Al Shifa mengungkap momen-momen sebelum tim medis mengevakuasi pasien untuk mengevakuasi kawasan sesuai perintah tentara Israel pada Sabtu (18/11).
Munir al-Barsh, seorang dokter di Rumah Sakit Al Shifa, mengatakan tentara Israel memerintahkan mereka untuk segera mengevakuasi rumah sakit dan memperingatkan tentang evakuasi tersebut.
IKLAN
GULIR UNTUK MELANJUTKAN KONTEN
“Tentara Israel menelepon sekitar jam 9:00 [waktu setempat]memperingatkan setiap orang yang keluar untuk melambaikan saputangan putih,” kata Munir al-Barsh seperti diberitakan Al JazeeraSabtu (18/11).
“[Semua] harus berjalan dalam barisan,” katanya.
“Mereka dipermalukan oleh tentara [Israel] sepanjang jalan,” kata al-Barsh.
Sekitar 450 pasien, jelas al-Barsh, dipindahkan bersama tim medis RS Al Shifah. Meski demikian, diakuinya masih banyak pasien yang harus ditinggalkan karena kondisinya.
[Gambas:Video CNN]
Sedangkan pasien yang tertinggal sekitar 120 orang karena tidak bisa bergerak, kata al-Barsh sambil memastikan pasien yang masih di sana tidak ditinggalkan sendirian.
Dikatakannya, masih ada seorang direktur rumah sakit, empat dokter, dan sekelompok kecil perawat yang masih tinggal di RS Al Shifa dengan pasien lebih dari 100 orang.
Mereka tetap di sana dengan harapan dengan janji pengiriman delegasi PBB sekitar pukul 11.00 waktu setempat untuk membantu perawatan mereka yang masih berada di RS Al Shifa.
Sedangkan pasien yang dianggap bisa keluar rumah sakit dievakuasi dengan peralatan seadanya.
“Banyak pasien yang menggunakan kursi roda atau kasur lipat. Anggota keluarga harus menggendong anak atau orang tuanya yang terluka,” jelasnya.
“Ini adalah pemandangan yang mengerikan dan belum pernah terjadi sebelumnya,” tegasnya.
Sumber mengatakan sejak awal, tim medis tidak mungkin bisa mengevakuasi seluruh pasien RS Al Shifa. Selain karena waktu pengosongan yang singkat, rasa cemas dan takut muncul karena terbatasnya sumber daya.
Mereka tidak memiliki ambulans untuk memindahkan semua pasien secara massal ke selatan.
Di sisi lain, tentara Israel juga tidak memberikan solusi lain, tak terkecuali bantuan transportasi atau bahan bakar ambulans, untuk bisa memindahkan seluruh pasien termasuk bayi prematur agar RS Al Shifa segera kosong.
Sebelumnya, Al Jazeera juga memberitakan bahwa seorang dokter memberi tahu pihak rumah sakit bahwa mereka diberi waktu satu jam untuk memindahkan pasien melalui Jalan Al-Rashid, atau bisa disebut jalur laut.
Menurut dia, jalur tersebut bukanlah jalur yang bisa digunakan masyarakat untuk bergerak ke arah selatan.
Perintah evakuasi RS Al Shifa diberikan setelah Pasukan Pertahanan Israel (IDF) mengaku menemukan terowongan operasional milik kelompok milisi Hamas di kompleks RS Al Shifa, Gaza, Palestina.
IDF memposting video di media sosial yang menunjukkan lubang yang tampak seperti terowongan setelah digali oleh tentara.
“Hari ini, infrastruktur terowongan Hamas terlihat di dalam rumah sakit,” kata IDF dalam sebuah pernyataan, seperti dilansir CNN.
Hamas menepis tuduhan IDF terkait penemuan terowongan yang digunakan sebagai pusat komando sebagai “kebohongan tak berdasar.”
(Kris)