Jakarta, Pahami.id –
Kejaksaan Agung (Yang lalu) Re -Buat Presiden PT Sritex Direktur Iwan Kurniawan Lukminto terkait dengan kasus korupsi yang menyediakan fasilitas kredit dari bank untuk Pt Sritex.
Pemantauan Cnnindonesia.comIwan tiba di gedung bundar sekitar pukul 09.20 WIB. Iwan mengenakan Batik Brown muncul oleh tim hukumnya.
“Kami di sini lagi menyelesaikan permintaan yang lalu untuk menyelesaikan informasi dokumen berikutnya (dokumen) tentang perusahaan,” katanya kepada wartawan pada hari Rabu (6/18).
Sementara itu, pengacara Iwan Calvin Wijaya mengatakan kliennya membawa beberapa dokumen atas permintaan penyelidik. Salah satunya terkait dengan data dan perbuatan karyawan SRITEX.
“Ada beberapa tindakan tadi malam dari para pekerja yang telah bekerja kemarin dengan Tn. Iwan bahwa kami tidak bisa mendapatkan dokumen kemarin karena kami membutuhkannya untuk menemukannya,” katanya.
Dalam hal ini, Iwan telah dua kali diperiksa oleh Deputi Jaksa Agung untuk kejahatan khusus sebagai saksi. Ujian berlangsung pada hari Senin (2/6) dan Selasa (10/6).
Kantor Kejaksaan Agung juga melarang Iwan untuk tidak pergi ke luar negeri untuk memfasilitasi proses penyelidikan.
Sebelumnya, ia menyebutkan tiga orang sebagai tersangka terkait dengan tuduhan korupsi dalam memberikan kredit dari bank ke Pt Sritex.
Tiga tersangka adalah mantan direktur pelaksana Pt Sritex Iwan Setiawan Lukminto; Direktur DKI Bank 2020, Zainuddin Mappa; dan Divisi Komersial BJB Bank dan Bank Corporation untuk tahun 2020, Dicky Syahbandinata.
Direktur Investigasi Jaksa Agung dari Undang -Undang Kejahatan Khusus Abdul Qohar mengatakan kerugian negara dalam kasus tersebut mencapai Rp692 miliar.
Qohar mengatakan nilai kerugian sesuai dengan jumlah kredit dari bank DKI dan bank BJB yang harus digunakan sebagai modal kerja. Dia menjelaskan bahwa uang kredit yang akan digunakan untuk modal kerja sebenarnya digunakan untuk melunasi hutang dan membeli aset yang tidak produktif.
“Itu tidak sesuai dengan nominasi yang tepat, yang merupakan modal modal tetapi disalahgunakan untuk melunasi hutang dan membeli aset yang tidak produktif,” katanya.
(FRA/TFQ/FRA)