Jakarta, Pahami.id —
Israel setuju untuk melanjutkan perundingan gencatan senjata Hamas di Jalur Gaza Palestina 15 Agustus mendatang.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan keputusan ini merupakan respons atas permintaan tiga negara penengah, yakni Qatar, Mesir, dan Amerika Serikat.
“Menyusul usulan Amerika Serikat dan mediator, Israel pada 15 Agustus akan mengirimkan delegasi perunding ke lokasi yang disepakati untuk menyelesaikan rincian implementasi perjanjian,” kata Netanyahu dalam pernyataan yang dikeluarkan kantornya, Jumat ( 9/8) seperti dikutip AFP.
Langkah mengejutkan Israel ini terjadi setelah eskalasi perang dengan Hamas memanas, terutama pasca pembunuhan pemimpin politik kelompok oposisi Palestina, Ismail Haniyeh, di Teheran, Iran, pekan lalu.
Hamas dan Iran yakin Israel berada di balik pembunuhan Haniyeh. Namun Tel Aviv tetap bungkam dan tidak membantah tudingan tersebut hingga saat ini.
Keputusan Israel memulai kembali dialog perundingan juga dinilai mengejutkan karena sepeninggal Haniyeh, banyak pihak yang meyakini perang Tel Aviv dan Hamas akan memasuki fase baru yang lebih intens.
Terbunuhnya Haniyeh juga dianggap semakin memperumit situasi dan menyulitkan perundingan gencatan senjata antara Israel dan Hamas yang selalu menemui jalan buntu.
Sementara itu, Hamas sejauh ini belum menanggapi tindakan Israel untuk kembali melakukan perundingan.
Mediator dan komunitas internasional telah lama mendesak Hamas dan Israel untuk menghentikan serangan menyusul serangan brutal Tel Aviv ke Jalur Gaza Palestina sejak 7 Oktober, yang telah menewaskan hampir 40.000 orang.
(rds/rds)