Site icon Pahami

Berita Dikaitkan ke 5 Kader NU, Kantor RAHIM di Depok Hanya Rumah Tinggal


Jakarta, Pahami.id

Alamat yang tercantum sebagai kantor Pusat Penelitian Warisan Perdamaian Abraham (RAHIM) diduga rumah pribadi.

Nama RAHIM mendadak jadi perhatian usai disebut-sebut terlibat dalam pertemuan lima kader Nahdlatul Ulama (NU) dengan Presiden Israel Isaac Herzoog di tengah genosida yang sedang berlangsung di Palestina.

Alamat RAHIM yang tertera di situs resminya adalah Wisma Melati Nomor 38 A, Pancoran Mas, Depok, Jawa Barat.


Pemantauan CNNIndonesia.com di lokasi pada Rabu (17/7) sore, alamat ini merupakan rumah dua lantai. Ada sebuah mobil yang diparkir di halaman.

Tidak melihat atribusi RAHIM pada rumah ini. Hanya ada papan bernomor rumah 83 A yang terpampang di dekat pintu masuk.

CNNIndonesia.com cobalah juga untuk menyapa orang-orang di rumah. Kemudian, seseorang keluar dan berkata dia tidak ingin rumah itu difoto dan dilaporkan.

RAHIM dan agenda normalisasi Israel-Yahudi di Indonesia

Dugaan keterlibatan RAHIM terungkap setelah Zainul Maarif bertemu Presiden Israel belum lama ini. Selain menjadi dosen di UNUSIA Jakarta, Zainul juga menjabat sebagai Manajer Riset Dalam Negeri di RAHIM.

Meski begitu, RAHIM selaku organisasi membantah terlibat dalam pertemuan yang dihadiri Zainul tersebut. Menurut mereka, Zainul hadir bukan mewakili organisasi, melainkan individu.

Saudara Zainul Maarif sebagai bagian dari masyarakat yang bertemu dengan Presiden Israel, atas nama pribadinya dan tidak mewakili/mewakili RAHIM, tulis RAHIM dalam keterangan media di situsnya, Selasa (16/7).

Kemudian situs tersebut tidak bisa diakses lagi, hingga Rabu (17/7) sekitar pukul 9.40 WIB. Namun sebelumnya situs RAHIM menghapus pencantuman logo NU Bahtsul Masail Institute (LBM) sebagai salah satu organisasi afiliasinya, bersama dengan Eits Chaim Indonesia, Bnei Noah Indonesia.

RAHIM menyebut ketiga organisasi tersebut sebagai koalisi lintas agama yang menjalankan RAHIM.

Lantas, apa itu RAHIM, bagaimana cara kerjanya, dan apa tujuan didirikannya organisasi tersebut?

RAHIM didirikan untuk mempromosikan iman perdamaian antara agama Ibrahim, Islam, Yudaisme, dan Kristen. Mereka terutama mendorong perdamaian di Yerusalem.

RAHIM menulis, “Sudah menjadi tanggung jawab seluruh agama Ibrahim, Agama Ibrahim, khususnya Islam, Yudaisme, Kristen, untuk menjaga kesucian Baitul Maqdis.”

RAHIM dipimpin oleh Mukti Ali Qusyairi sebagai Direktur Utama. Ia dikenal sebagai intelektual muda NU, penulis produktif mengenai isu toleransi beragama, serta aktivis kemanusiaan. Di RAHIM ia juga bertugas di Komite Pengarah.

Selain melakukan studi literatur dan penelitian, RAHIM juga melakukan studi lapangan. Mereka banyak melakukan kunjungan dan pertemuan langsung dengan tokoh agama Yahudi, termasuk pemerintah Israel sendiri.

Salah satunya bertemu dengan Duta Besar Israel untuk Singapura, Eli Vered Hazan dan Wakil Kepala Misi Israel Hila Rose Fridman pada 6-12 Agustus 2023.

Dalam kesempatan itu mereka juga bertemu dengan Kepala Rabbi Mordecai Abergel sebagai perwakilan komunitas Yahudi di Singapura.

Selain Mukti Ali, kunjungan tersebut juga dihadiri oleh Zainuul Maarif yang menjabat sebagai Manajer Riset Dalam Negeri RAHIM, Roland Gunawan yang menjabat sebagai Manajer Komunikasi dan Media RAHIM, dan KH Asnawi Ridwan yang menjabat sebagai Manajer Riset Kitab Suci.

Mukti Ali mengatakan kunjungan tersebut dilakukan untuk menjajaki kemungkinan dibukanya hubungan diplomatik antara Indonesia dan Israel. Ali berharap melalui kunjungan ini organisasinya mempunyai banyak kontak dan jaringan di luar negeri.

“Kita tahu bahwa Singapura adalah negara yang mengakui Yudaisme sebagai salah satu agama resminya bahkan telah menjalin hubungan diplomatik dengan Israel. Kami ingin mempelajari bagaimana Singapura melakukannya dan langkah apa yang perlu dilakukan Indonesia untuk mewujudkannya,” kata Mukti dalam keterangannya. siaran pers di website web UTERUS.

CNNIndonesia.com telah menghubungi Direktur Eksekutif RAHIM yang juga Ketua LBM PWNU Jakarta Mukti Ali terkait hal tersebut. Namun hingga saat ini dia belum memberikan tanggapan apa pun.

Sebelumnya PBNU sempat memanggil Zainul Maarif dan kader NU lainnya yang bertemu dengan Presiden Israel. Mereka diberi pilihan untuk mengundurkan diri atau dipecat.

(pop/DAL)


Exit mobile version