Jakarta, Pahami.id —
Perdana Menteri Israel Benyamin Netanyahu membubarkan Kabinet Perang menyusul pengunduran diri pemimpin oposisi Benny Gantz.
Kabar ini diungkap oleh seorang pejabat yang enggan disebutkan namanya CNN.
Menurut pejabat itu, pengambilan keputusan terkait konflik di Jalur Gaza akan dikembalikan ke kabinet keamanan utama pemerintah.
Dia mengatakan Netanyahu akan mengadakan forum yang lebih kecil mengenai isu-isu sensitif.
Apa itu Kabinet Perang?
Kabinet Perang Israel dibentuk pada 11 Oktober, lima hari setelah serangan Hamas 7 Oktober yang menewaskan sekitar 1.200 orang di Israel.
Kabinet Perang beranggotakan lima orang, yakni Netanyahu, Menteri Pertahanan Yoav Gallant, pemimpin oposisi Benny Gantz, serta dua pengamat Ron Dermer dan Gadi Eisenkot.
Saat pertama kali dibentuk, Netanyahu mengatakan kabinet perang akan memainkan peran kunci dalam memutuskan kapan Israel akan memulai invasi daratnya ke Gaza, seperti dikutip dari Waktu New York.
Dipilih dari Jerman WelleKabinet perang dibentuk sebagai respons atas serangan kelompok milisi Hamas.
Setelah serangan tersebut, Kabinet Keamanan Israel secara resmi menempatkan negara tersebut dalam keadaan perang. Oleh karena itu, ‘aktivitas militer yang signifikan’ diperbolehkan sebagai respons terhadap semua jenis ancaman.
Menurut peneliti dari Institut Urusan Internasional dan Keamanan Jerman Peter Lintl, Kabinet Perang terbentuk karena kabinet permanen Israel sangat pro-pemerintah. Kabinet Perang juga dinilai lebih seimbang bagi semua pihak di Israel.
Ilustrasi. Kabinet Perang Israel dibentuk setelah serangan Hamas terhadap negara Zionis pada awal Oktober 2023. (REUTERS/IDF)
|
Sebelum serangan Hamas dan pembentukan Kabinet Perang, pemerintahan Netanyahu sendiri masih terguncang akibat rencana reformasi peradilannya. Oleh karena itu, merangkul semua pihak termasuk oposisi merupakan jalan pintas untuk meredakan suasana panas di negeri ini.
“Kontroversi seputar reformasi peradilan telah menyebabkan Netanyahu kehilangan banyak dukungan,” kata Lintl.
“Serangan teroris Hamas pada 7 Oktober hanya menambah tekanan terhadapnya,” lanjutnya.
Bersamaan dengan ini, Kabinet Perang memiliki lebih banyak legitimasi untuk mengambil keputusan politik dan militer yang lebih luas mengenai operasi di Jalur Gaza.
Pada tanggal 9 Juni, Gantz akhirnya memutuskan untuk keluar dari Kabinet Perang Zionis. Dia kecewa Netanyahu tidak menyetujui rencana pasca perang di Gaza.
Tak lama kemudian, Gadi Eisenkot mengikuti jejak Gantz keluar dari kabinet. Kabinet darurat meninggalkan Netanyahu, Gallant, Ron Dermer dan Aryeh Deri sebelum akhirnya dibubarkan.
(blq/ashar)
!function(f,b,e,v,n,t,s){if(f.fbq)return;n=f.fbq=function(){n.callMethod?
n.callMethod.apply(n,arguments):n.queue.push(arguments)};if(!f._fbq)f._fbq=n;
n.push=n;n.loaded=!0;n.version=’2.0′;n.queue=[];t=b.createElement(e);t.async=!0;
t.src=v;s=b.getElementsByTagName(e)[0];s.parentNode.insertBefore(t,s)}(window,
document,’script’,’//connect.facebook.net/en_US/fbevents.js’);
fbq(‘init’, ‘1047303935301449’);
fbq(‘track’, “PageView”);