Site icon Pahami

Berita Di Reuni UGM, Rekan Kuliah Bela Jokowi Terkait Isu Ijazah Palsu

Berita Di Reuni UGM, Rekan Kuliah Bela Jokowi Terkait Isu Ijazah Palsu


Yogyakarta, Pahami.id

Sejumlah Fakultas Kehutanan Alumni, Universitas Gadjah Mada (Ugm) Memastikan Jokowi Tidak pernah belajar satu kampus dengan mereka.

Mereka juga percaya bahwa ijazah kehutanan Jokowi di Fakultas Diploma Kehutanan, yang kemudian dituduh dituduh secara salah, adalah hasil asli UGM sebagai bukti kelulusan di kampus.

“Itu pasti asli. Betapa tidak pasti, Campuran Teman -temannya masih memiliki saksi hidup, “kata Mustoha Iskandar, salah satu teman sekelas Jokowi.


Mustoha belum pernah melihat diploma jokowi secara langsung. Namun, ia memiliki banyak kenangan yang merupakan bukti mendukung alumnus Jokowi sejati.

Kenangan termasuk kuliah dengan jokowi dalam satu kelas. Selain itu, sepeda motor berkumpul bersama kembali ke rumah kos sampai Anda mendaki gunung dengan teman -teman lain.

Alumni Jokowi, Mustoha dan UGM Hutan bertemu satu sama lain selama pertemuan ke -45 untuk Fakultas Kehutanan UGM ’80 UGM, berjudul ‘Spirit 80: Guyub Pilars Miguncing’ di Sleman, DIY, Sabtu (26/7).

Mustoha juga berani mengatakan bahwa teman -teman lain juga bersaksi untuk Jokowi College di Fakultas Kehutanan UGM.

Alasannya adalah, Mustoha dan teman -temannya juga ditanyai di Polisi Metropolitan Jakarta tentang Diploma Jokowi yang kemudian salah. Diminta menjadi saksi dalam persidangan, Mustoha sudah siap.

“Kita semua siap untuk menjadi saksi, kesaksian saksi adalah bukti nomor satu, memasak yang ingin kita bohongi.

Dia juga mengkritik beberapa pihak yang menuduh ijazah Jokowi palsu, seolah -olah memahami lebih banyak tentang fakultas Kehutanan UGM dan semua aturan kuliah darinya yang belajar 6 tahun di sana.

Heri Tribasuki juga berani memastikan bahwa jokowi asli berlalu dari fakultas kehutanan UGM. Demikian pula, keaslian diploma.

“Asal usul Allah, oleh Allah adalah otentik, saya adalah saksi kehidupan,” kata Heri.

“Setiap latihan pertama, kami berada di hutan yang mengerikan untuk Gunung Slamet, terus berlatih hutan di Ngawi dan melanjutkan praktik umum kami bersama,” kata Heri tentang pengalaman kuliah dengan Jokowi.

“Generasi pertama adalah November Desember ’83 yang kami latih di hutan di Ponorogo Madiun untuk melanjutkan KPH Cepu. Dia (Jokowi) di Randubratung, saya berada di pasar malam,” katanya.

Selama pertemuan itu sendiri, Jokowi memiliki kesempatan untuk memberinya sekitar 11 menit.

Sejak awal pidatonya, Jokowi hanya melakukan pembicaraan kecil dan melanjutkan topik Diploma di False. Kisah nostalgia yang terputus selama kuliah, Jokowi berulang kali menyatakan kekagumannya akan diploma, tesis, untuk kegiatan KKN -nya yang dituduh fiktif.

Bahkan, menurut Jokowi, banyak kegiatan yang ia lakukan bersama teman -temannya sebagai saksi. Mulai dari perguruan tinggi, KKN berulang kali mendaki gunung bersama.

“Setelah diploma sulit ditemukan salah, naskahnya juga salah, pengawas tesis saya adalah Prof. Dr. Ir, Ahmad Sumitro, pada saat itu ia diuji oleh Tuan Ir. T Baharuddin dan Tn. Ir Sofian Warsito.

“Kami juga KKN, jika disuruh mengingat sudah 40 tahun, 40-45 tahun yang lalu. Kami memasuki 40-45 tahun yang lalu, jika saya lulus 85,” katanya.

Mantan Gubernur DKI Jakarta juga berpendapat bahwa polemik asli diploma seharusnya telah diselesaikan bersama dengan pernyataan UGM Rektor OVA Emilia beberapa jam yang lalu menyatakan ijazah Jokowi asli.

Ini diperkuat oleh dekan Fakultas Kehutanan UGM, Sigit Sunarta yang menyatakan bahwa Jokowi telah belajar di UGM dan diploma kelulusannya otentik.

“Sebenarnya, telah dilakukan, apa yang membuatnya, pabrikan juga telah mengirimkannya, tapi ya, sekali lagi, ini adalah politik, bukan bisnis asli dan bukan yang asli, mengetahui semuanya asli, tetapi itu untuk tujuan politik sehingga sesuatu seperti itu terjadi,” katanya.

Jokowi menghadiri pertemuan di tengah masalah diploma palsu yang menghantamnya.

Beberapa pihak mempertanyakan validitas fakultas Kehutanan Jokowi UGM. Tuduhan itu dibuat oleh para pembela cendekiawan dan aktivis (TPUA) bersama dengan beberapa pihak seperti Rismon Sianipar, Roy Suryo, dan Dokter Tifauziya Tyassuma Alias Dokter Tifa.

(kum/dal)


Exit mobile version