Jakarta, Pahami.id –
Kelanjutan India Dan Pakistan Pemanasan setelah penembakan di Pegunungan Pahalgam di Kashmir menyebabkan 26 orang meninggal minggu lalu.
India menuduh Pakistan terlibat dalam serangan itu tetapi Islamabad membantah. Kedua negara sekarang berada di ambang perang.
Di tengah ketegangan, Angkatan Laut India juga meluncurkan rudal Brahmos dari beberapa kapal perang di Laut Arab selama akhir pekan.
Pejabat Pakistan juga mengklaim bahwa India akan mengambil tindakan militer dalam waktu 36 jam.
Selain itu, seberapa sulit kekuatan militer negara -negara ini?
India
Menurut Situs Angkatan Darat Kekuatan Api GlobalIndia menempati keempat di dunia dalam hal negara terkuat.
India juga memiliki anggaran pertahanan $ 75 miliar. Negara ini memiliki 2.229 pesawat.
Lebih rinci, Angkatan Udara India memiliki 513 pesawat tempur, 130 serangan helikopter, 270 transportasi, 351 pesawat pelatihan, 74 pesawat misi khusus, 6 tanker, 899 helikopter, dan 80 unit serangan helikopter.
Di tangan tim darat, India memiliki 4.201 tank, 148.594 kendaraan, 100 unit artileri yang dipindahkan sendiri, artileri ketegangan, 264 unit artileri roket.
Sementara itu, senjata Angkatan Laut India terdiri dari 2 pesawat terbang, 13 hama, 14 fregat, 18 corvet, 35 kapal patroli, dan 18 kapal selam.
Selain itu, India memiliki bom nuklir yang paling mematikan.
Pakistan
Pakistan dilaporkan meningkatkan anggaran pertahanan menjadi US $ 8,19 miliar untuk 2025-2026.
Sementara itu, untuk senjata Angkatan Udara, Pakistan memiliki 328 unit pesawat tempur, 90 serangan, 565 unit pelatih, 27 unit pesawat misi khusus, 4 unit tanker, 64 pesawat transportasi, 373 helikopter, dan 57 unit helikopter.
Tentara Pakistan memiliki tangki 2.627 unit, 17.516 kendaraan, 662 artileri yang digerakkan sendiri 662, 2.629 artileri ketegangan dan 600 unit artileri roket.
Kemudian Angkatan Laut Pakistan memiliki 9 fregat, 9 corvets, 69 kapal patroli, 8 kapal selam, dan 3 tambang.
Selain India, Pakistan dikatakan memiliki sistem senjata nuklir sehingga perang antara kedua negara dikhawatirkan menyebabkan bencana bagi dunia.
(Yesus/BAC)