Site icon Pahami

Berita Demokrasi Tak Bisa Dikecilkan Hanya dengan Rakyat Bisa Pilih

Berita Demokrasi Tak Bisa Dikecilkan Hanya dengan Rakyat Bisa Pilih


Jakarta, Pahami.id

Sekretaris Jenderal (Sekjen) Partai Gerindra, Sugiono membeberkan alasan partainya ikut mendorong pemilihan kepala daerah (Pilkada) secara tidak langsung maupun melalui Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD).

Selama wawancara CNNTV IndonesiaSugiono menilai demokrasi tidak bisa disederhanakan hanya dengan masyarakat bisa memilih secara langsung.

Pada dasarnya, kata dia, demokrasi adalah sistem pemerintahan oleh rakyat dan bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat. Jadi, kata Sugiono, kesejahteraan rakyat adalah tujuan utama dalam demokrasi.


Jadi, akhir dari demokrasisebenarnya kesejahteraan rakyat. Jadi kita tidak bisa mengurangi demokrasi, sampai kita bisa melakukannya memilih siapa pemimpin kita,” kata Sugiono dalam acara tersebut Di Dalam Politik dengan Diana Valencia di dalam CNN TV IndonesiaSelasa (30/12) sore.

“Bahwa kita bisa berbicara bebas tanpa rasa takut. Bukan itu saja. Itu semua penting, tapi tujuannya apa, pada akhirnya menciptakan kesejahteraan,” imbuhnya.

Sugiono yang kini menjabat Menteri Luar Negeri RI menegaskan bahwa demokrasi hanyalah jalan. Namun tujuannya tetap untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Ia pun menjelaskan beberapa aspek teknis yang menjadi pertimbangan pihaknya sehingga Pilkada terpaksa digelar secara tidak langsung.

Pertama, selama ini menurut Sugiono, pilkada menggunakan anggaran yang sangat besar.

Seingat saya, sejak 2015, dari Rp 7 triliun hingga pemilu terakhir 2024, angkanya antara Rp 37-44 triliun yang merupakan dana hibah pemerintah daerah untuk pelaksanaan pilkada, kata Sugiono.

Menurut dia, jika diubah, angka tersebut bisa digunakan untuk membangun sekitar 40 ribu sekolah. Sugiono mengatakan, usulan pilkada tidak langsung merupakan salah satu cara pemerintah berinvestasi jangka panjang pada aspek lain.

Kedua, pemilihan kepala daerah secara langsung seringkali menimbulkan polarisasi dan perpecahan dalam masyarakat. Ketiga, pemilu demokratis mensyaratkan semua warga negara untuk dipilih dan memilih. Namun, persyaratan ini sejauh ini masih dibatasi karena tingginya biaya politik.

Saat ini dengan sistem yang berlaku, dia menghadapi biaya politik yang tinggi, kata Sugiono.

Gerindra termasuk dalam fraksi di DPR yang mendukung pilkada melalui DPRD, bersama Golkar, PKB, PAN, dan NasDem. Sementara Demokrat dan PDIP menolak. Kemudian PKS mengambil sikap hanya berlaku pada pemilukada tingkat tertentu melalui DPRD.

Diketahui, DPR baru akan membahas RUU Pemilu dan Pilkada 2026 setelah masuk dalam daftar Prolegnas Prioritas.

(tahun/anak)


Exit mobile version