Jakarta, Pahami.id —
Keberatan atas penundaan pemilu Presiden Senegal hingga Desember mendatang akan menimbulkan korban jiwa.
Terbaru, akhir pekan lalu, seperti diberitakan Reutersjumlah korban tewas meningkat menjadi tiga.
Protes tersebut terjadi setelah pemerintah negara Afrika Barat tersebut memutuskan untuk menunda pemilu yang seharusnya dijadwalkan pada 25 Februari. Penundaannya sendiri diumumkan tiga minggu sebelumnya.
Keputusan ini pun memicu gelombang aksi akhir pekan lalu di Dakar dan beberapa kota lain di Senegal.
Kematian terakhir dilaporkan terjadi pada seorang pemuda yang ikut serta dalam demonstrasi di selatan kota Zinguichor, Sabtu (10/2) lalu.
“Kami berusaha menyelamatkannya begitu kami tiba di rumah sakit, namun sayangnya dia meninggal dalam perawatan intensif,” kata manajer Rumah Sakit Ziguinchor, Ndiame Diop.
Sehari sebelumnya terjadi dua kematian di tengah gelombang protes terhadap penundaan pemilu.
Hingga tulisan ini dibuat, belum ada pernyataan resmi dari juru bicara Kementerian Dalam Negeri Senegal. Sebelumnya, kementerian hanya mengkonfirmasi satu kematian yang merupakan seorang pelajar di kota Saint-Louis.
Presiden Senegal, Macky Sall, mengatakan penundaan pemungutan suara diperlukan karena sengketa pemilu mengancam kredibilitas proses demokrasi di sana. Namun beberapa anggota parlemen oposisi mengecam tindakan tersebut sebagai “kudeta institusional”.
Ketika protes masyarakat meningkat, blok regional Afrika Barat ECOWAS dan negara-negara asing mendesak Sall untuk mengembalikan negara tersebut ke sistem pemilu yang tertib.
Anggota parlemen oposisi dan calon presiden yang menentang penundaan tersebut telah mengajukan gugatan hukum ke pengadilan. Dan, mereka menyatakan akan menolak Sall sebagai presiden setelah mandatnya berakhir pada awal April.
“Jika Presiden Macky Sall tidak mengembalikan kekuasaan kepada kami pada 3 April, kami akan menciptakan pemerintahan paralel persatuan nasional,” kata anggota parlemen dari oposisi, Guy Marius Sagna, Minggu lalu dalam siaran di stasiun radio lokal.
(Senegal/anak-anak)
!function(f,b,e,v,n,t,s){if(f.fbq)return;n=f.fbq=function(){n.callMethod?
n.callMethod.apply(n,arguments):n.queue.push(arguments)};if(!f._fbq)f._fbq=n;
n.push=n;n.loaded=!0;n.version=’2.0′;n.queue=[];t=b.createElement(e);t.async=!0;
t.src=v;s=b.getElementsByTagName(e)[0];s.parentNode.insertBefore(t,s)}(window,
document,’script’,’//connect.facebook.net/en_US/fbevents.js’);
fbq(‘init’, ‘1047303935301449’);
fbq(‘track’, “PageView”);