Site icon Pahami

Berita Demo ‘Chaos’ Dibantu Militer, Presiden Madagaskar Kabur ke Luar Negeri

Berita Demo ‘Chaos’ Dibantu Militer, Presiden Madagaskar Kabur ke Luar Negeri


Jakarta, Pahami.id

Presiden Madagaskar Andry Rajoelina melarikan diri ke luar negeri setelah terjadi demonstrasi di negaranya yang juga didukung militer.

Kabar pengungsi Rajoelina disampaikan oleh pemimpin oposisi Siteny Randrianasoloniaiko yang mendapat informasi dari staf kepresidenan pada Senin (13/10).


“Kami menghubungi staf presiden dan mereka mengonfirmasi bahwa dia telah meninggalkan negara itu,” katanya Reuters.

Dalam pidatonya di Facebook pada Senin sore, Rajoelina mengatakan dia harus pindah ke lokasi yang aman untuk melindunginya. Dia tidak mengatakan di mana dia berada sekarang. Rajoelina hanya menekankan bahwa dia tidak akan “membiarkan Madagaskar dihancurkan”.

Menurut sumber diplomatik, Rajoelina menolak mundur dari jabatannya.

Sementara itu, sumber militer mengatakan kepada Reuters bahwa Rajoelina telah terbang dari Afrika sejak Minggu (12/10) menggunakan pesawat militer Prancis. Madagaskar adalah bekas jajahan Perancis.

Radio RFI Prancis melaporkan bahwa dia telah mencapai kesepakatan dengan Presiden Prancis Emmanuel Macron.

Macron, yang berada di Mesir untuk menghadiri pertemuan puncak dengan beberapa negara Arab-Muslim di Gaza, mengatakan dia tidak dapat mengkonfirmasi laporan bahwa negaranya telah membantu Rajoelina melarikan diri.

Ia hanya berpesan agar tatanan konstitusional harus dipertahankan di Madagaskar dan meskipun Prancis memahami keluhan pemuda di negaranya, namun keluhan tersebut tidak boleh dimanfaatkan oleh klan militer.

Demonstrasi meletus di Madagaskar pada tanggal 25 September, awalnya memprotes air dan listrik. Namun, demonstrasi terus terjadi dan keluhan meningkat ketika masyarakat mulai menentang korupsi, memprotes tata kelola yang buruk, dan mengkritik kurangnya layanan dasar bagi masyarakat.

Demonstrasi tersebut diprakarsai oleh generasi muda atau gen Z, seperti yang terjadi di banyak negara lain belakangan ini.

Pemerintahan Rajoelina telah mencoba mengajak generasi muda untuk berunding, namun ditolak.

Demonstrasi di Madagaskar semakin memanas setelah tentara memutuskan mendukung aksi generasi muda. Pada Minggu (12/10), beberapa prajurit yang tergabung dalam elite Capsat menyatakan berpihak pada pengunjuk rasa.

(Blq/baca)


Exit mobile version