Jakarta, Pahami.id –
Gunung Lewotobi Pria itu dihidupkan Flores Timur, Nusa Timur Tenggara, berulang kali meletus dari hari Minggu hingga Senin (4/21) pagi -pagi sekali. Pos Observasi Vulkanik (PPGA) merekam dua gempa tindak lanjut di 00.02 WITA dan 00.34 WITA, dengan perpecahan abu vulkanik 1,5 hingga 2,5 kilometer.
Sebelum letusan pada Senin pagi, letusan pertama terjadi pada hari Minggu (20/4) sebelum tengah malam. Karena itu, jumlah letusan terjadi malam ini tiga kali.
Ketua PPGA Lewotobi Pria Herman Yosef Mboro menjelaskan bahwa letusan pertama terjadi pada 00.02 Wita dan menanam abu 2,5 kilometer.
“Ada letusan pria G. Lewotobi, Nusa Tenggara Timur pada 21 April 2025 pukul 00.02 WITA dengan ketinggian kolom abu yang diamati ± 2.500 meter di atas puncak (± 4.084 meter di atas permukaan laut),” kata Herman dalam pernyataan tertulis.
Letusan itu terjadi hanya tiga menit setelah letusan sebelumnya pada hari Minggu (4/20) pada 23,59 waktu Indonesia Barat, yang memuntahkan 3 kilometer ke langit.
Menurut Herman, letusan pertama dicatat dalam seismogram dengan maksimum 22 milimeter dan 2 menit 38 detik. Kolom abu terlihat tebal di utara dan timur laut.
Letusan kedua pada hari Senin (4/21) pada 00.34 Wita juga direkam dengan ketinggian kolom abu 1,5 kilometer.
“Ada letusan pria G. Lewotobi, Nusa Tenggara Timur pada 21 April 2025 pada 00,34 WITA dengan ketinggian kolom abu yang diamati ± 1.500 meter di atas puncak (± 3.084 meter di atas permukaan laut),” kata Herman.
Gunung dengan ketinggian 1.584 meter di atas permukaan laut sekarang berada pada status peringatan (Level III). Sebagai hasil dari letusan pertama, ledakan letusan itu bahkan terdengar di kota Larartuka, sekitar 90 kilometer dari lokasi gunung.
“Letusan itu disertai dengan ledakan yang kuat,” kata Herman dari pria PPGA Lewotobi di Kampung Pulolera, Distrik Wulanggitang.
Ledakan yang kuat mengejutkan orang -orang di dunia. Menurut penduduk setempat, Adam Bethan, suara itu dengan cepat disertai dengan getaran yang membuat atap rumah bergetar.
“Itu benar, ledakannya sangat besar, jadi langit -langitnya bergetar,” kata Adam kepada cnnindonesia.com.
Letusan yang sedang berlangsung ini menandai peningkatan aktivitas gunung berapi pria Gunung Lewotobi, yang berada di bawah pemantauan ketat pihak berwenang. Warga disarankan untuk tetap terjaga dan mengikuti instruksi otoritas setempat.
(Ely/tis)