Daftar isi
Jakarta, Pahami.id —
Negara-negara Dewan Kerja Sama Teluk Arab (GCC) khawatir menjadi sasaran serangan Iran setelah Teheran meluncurkan 200 rudal balistik dan hipersonik Israel pada Selasa (1/10).
Negara-negara GCC khawatir akan terkena dampak eskalasi konflik Iran-Israel setelah beberapa pejabat Israel mengklaim bahwa Teheran menargetkan fasilitas penting di Timur Tengah, termasuk kilang minyak milik beberapa negara di kawasan.
Oleh karena itu, negara-negara GCC yang bertemu di Doha, Qatar, pada Jumat (4/10) berjanji tidak akan membantu Israel di tengah ketegangan mereka dengan Iran, Palestina, dan Lebanon.
Berikut daftar negara-negara Arab yang berjanji kepada Iran bahwa mereka akan netral dan tidak akan membantu Israel.
Arab Saudi
Arab Saudi adalah eksportir minyak terbesar di Teluk Arab. Negara ini sebenarnya memiliki sejarah persaingan yang ketat dengan Iran. Namun, mereka telah mencapai perdamaian politik dengan Teheran dalam beberapa tahun terakhir.
Menteri Luar Negeri Arab Saudi, Faisal bin Farhan bin Abdullah, dalam pertemuan yang digelar di Doha, Qatar, pekan lalu mengatakan negaranya tidak akan membantu Israel.
Arab Saudi akan tetap netral dalam menanggapi eskalasi antara Teheran dan Israel baru-baru ini, katanya Reuters.
Uni Emirat Arab
Selain Arab Saudi, Uni Emirat Arab juga berjanji kepada Iran untuk tidak membantu Israel dalam bentuk apa pun. Mereka memilih tetap netral di tengah meningkatnya konflik antara Iran dan Israel yang memanas belakangan ini.
Pada September 2023, Menteri Luar Negeri UEA, Abdullah bin Zayed Al Nahyan, menegaskan bahwa mereka tidak akan mendukung Israel dalam invasinya ke Gaza. Sebab, UEA berkomitmen mendukung berdirinya negara Palestina dan solusi dua negara.
“Uni Emirat Arab tidak siap mendukung hari setelah perang di Gaza tanpa pembentukan negara Palestina,” tulis menteri luar negeri UEA di halaman X pribadinya seperti dilansir Al Jazeera.
Bahrain
Bahrain berjanji kepada Iran bahwa mereka tidak akan mendukung Israel dengan cara apa pun. Mereka akan bertindak netral seperti negara-negara GCC lainnya dalam menyikapi eskalasi konflik antara Iran dan Israel.
Bahrain sebenarnya menormalisasi hubungan dengan Israel setelah mereka menandatangani Perjanjian Abraham pada tahun 2020. Perjanjian ini membuka kembali pintu hubungan diplomatik Bahrain dengan Israel.
Namun pada November 2023, Bahrain memutuskan menarik duta besarnya dari Israel. Bahrain juga mengusir duta besar Israel dari ibu kota Manama. Tindakan ini diambil setelah Israel menyerang Palestina pada Oktober 2023.
Kuwait
Menteri Luar Negeri Kuwait, Sheikh Salem Abdullah Al-Jaber Al-Sabah, menegaskan pada tahun 2023 bahwa negaranya tidak akan menormalisasi hubungan diplomatik dengan Israel.
Dilaporkan Jalur MediaKuwait tetap berkomitmen mendukung pembentukan negara Palestina dan menyerukan Israel untuk mengakhiri pendudukan ilegalnya di negara tersebut.
Dalam pertemuan negara-negara GCC di Doha, Qatar, pekan lalu, Kuwait dan negara-negara GCC lainnya juga berkomitmen untuk tidak membantu Israel dalam bentuk apa pun. Mereka berjanji Iran akan bersikap netral dalam menanggapi ketegangan yang terjadi baru-baru ini antara negara tersebut dan Israel.
Oman
Oman juga berjanji Iran tidak akan membantu Israel. Mereka ingin tetap netral karena tidak ingin terseret dalam gejolak konflik Iran dan Israel yang terjadi baru-baru ini.
Oman juga menolak normalisasi hubungan diplomatik dengan Israel. Sebab, negara yang beribukota di Muscat itu ingin agar Negara Zionis segera mengakhiri pendudukannya di Palestina, seperti dikutip Haaretz.
Qatar
Dalam pertemuan negara-negara GCC di Doha, Qatar, pekan lalu, Qatar juga berjanji Iran tidak akan membantu Israel. Sebab, Qatar tidak ingin Iran menyerang mereka karena memihak Israel.
Selain itu, dalam pertemuan tersebut, Qatar yang menjadi tuan rumah acara tersebut juga mendesak Israel untuk segera mengakui negara Palestina.
Mereka meminta Israel segera menerapkan gencatan senjata dan mengakhiri pendudukan ilegalnya di Palestina, seperti dikutip Penjaga.
(gas/bac)