Daftar isi
Jakarta, Pahami.id —
Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) kembali menetapkan dua tersangka kasus korupsi penetapan Pengganti Sementara (PAW) anggota DPR RI periode 2019-2024. Total tersangka dan orang yang terbukti terlibat dengannya berjumlah enam orang.
Tiga di antaranya telah dijatuhi hukuman dan bahkan telah menyelesaikan hukumannya. Sedangkan Harun Masiku sendiri masih berstatus buron dan belum ditangkap.
Kasus ini terungkap melalui Operasi Tangkap (OTT) pada awal Januari 2020. Berikut tersangkanya.
Halo Kristiyanto
Komisi Pemberantasan Korupsi mengumumkan Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan (PDIP) Hasto Kristiyanto sebagai tersangka baru pada Selasa (24/12) sore. Penetapan tersangka berdasarkan judul atau pengungkapan perkara dilakukan pada Jumat, 20 Desember, dan Surat Perintah Penyidikan (Sprindik) pada Senin, 23 Desember 2024.
Menurut KPK, Hasto menyumbangkan uang suap yang diperuntukkan bagi mantan Komisioner KPU Wahyu Setiawan untuk menjaga PAW Harun Masiku. PAW ini diterapkan bagi anggota legislatif Daerah Pemilihan (Dapil) 1 Sumatera Selatan (Sumsel) sebagai pengganti Nazarudin Kiemas yang meninggal dunia. Bahkan, Harun kalah suara dari kader PDIP lainnya, Riezky Aprillia.
Sebelum memberikan suap, Hasto disebut sempat mencoba meminta Riezky mundur namun tak mau.
Hasto Kristiyanto usai menjalani pemeriksaan di KPK pada Selasa (20/8). Pahami.id/Ryan Hadi Suhendra
|
Karena upaya tersebut tidak berhasil, maka saudara HK bekerjasama dengan saudara Harun Masiku, saudara Saeful Bahri dan saudara DTI (Donny Tri Istiqomah, Advokat PDIP) untuk menyuap saudara Wahyu Setiawan dan saudara Agustiani Tio Fridelina, yang lho Wahyu Setiawan adalah kader PDIP. yang merupakan Komisioner di KPU,” kata Ketua KPK Setyo Budiyanto dalam konferensi pers di kantornya, Jakarta, Selasa. (24/12).
Selain itu, Hasto juga ditetapkan KPK sebagai tersangka kasus dugaan menghalangi penyidikan atau penghalangan keadilan.
Hasto disebut-sebut telah membocorkan OTT pada awal tahun 2020 yang menyasar Harun. Ia pun diduga meminta Harun merendam ponselnya dan langsung kabur.
Hasto diduga juga memerintahkan anak buahnya, Kusnadi, untuk menenggelamkan ponselnya agar tidak ditemukan KPK.
Tak hanya itu, Hasto disebut telah mengumpulkan beberapa saksi terkait kasus tersebut sehingga tak bisa memberikan keterangan sebenarnya.
Guna mempercepat proses penyidikan, KPK akan menyurati Imigrasi untuk melarang Hasto pergi ke luar negeri selama enam bulan pertama. Pencegahan dapat diperpanjang satu kali untuk jangka waktu yang sama.
Donny Tri Istiqomah
Donny merupakan advokat PDIP yang bersama Hasto ditetapkan sebagai tersangka KPK pada Selasa (24/12). Donny disebut-sebut terlibat dan berperan penting dalam pengurusan PAW Harun.
Dalam pemeriksaan yang masih berjalan, Donny dilarang bepergian ke luar negeri selama enam bulan.
Harun Masiku
Harun ditetapkan sebagai tersangka empat tahun lalu namun belum ditahan. Harun lolos dari OTT KPK.
Selama lebih dari empat tahun, KPK telah melakukan sejumlah upaya untuk memburu Harun. Termasuk memeriksa beberapa kerabat dekat dan bekerja sama dengan Interpol. Komite Pemberantasan Korupsi (KPK) pun memperbarui surat perintah penangkapan Harun.
|
Mantan calon legislatif PDIP itu harus berhadapan dengan hukum karena diduga menyuap Wahyu Setiawan agar bisa dilantik sebagai pengganti Nazarudin Kiemas yang lolos ke DPR namun meninggal dunia.
Ia diduga menyiapkan uang sekitar Rp 850 juta sebagai suap agar bisa berangkat ke Senayan.
Wahyu Setiawan
Berdasarkan informasi KPK, selain menjabat sebagai Komisioner KPU saat itu, Wahyu juga dikenal sebagai kader PDIP. Dia telah melalui proses hukum.
Wahyu yang divonis tujuh tahun penjara telah mendapat program pembebasan bersyarat sejak 6 Oktober 2023.
|
Ia dianggap terbukti melakukan korupsi secara bersama-sama dan terus menerus bersama orang kepercayaannya, Agustiani Tio Fridelina, dengan menerima total uang Rp 600 juta terkait anggota PAW DPR RI periode 2019-2024.
Wahyu juga terbukti menerima uang sebesar Rp500 juta dari Sekretaris KPU Daerah Papua Barat, Rosa Muhammad Thamrin Payapo, terkait seleksi Calon KPU Daerah Papua Barat periode 2020-2025.
Augustiani Tio Fridelina
Sama seperti Wahyu Setiawan, Agustiani Tio Fridelina juga sudah menjalani proses hukum. Ia dinyatakan bersalah berdasarkan putusan pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap.
Tahap pertama, Agustiani divonis empat tahun penjara dan denda Rp 150 juta subsider hingga empat bulan kurungan.
Saeful Bahri
Saeful Bahri merupakan kader PDIP yang juga merupakan anak buah sekaligus orang kepercayaan Hasto. Dia dianggap terbukti bersama-sama termasuk dengan Hasto menyuap Wahyu Setiawan.
Berdasarkan putusan Pengadilan Tipikor pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat Nomor: 18/Pid. Sus-Tpk/2020/PN. Jkt. Pada 28 Mei 2020, Saeful divonis 1 tahun 8 bulan penjara dan denda Rp150 juta subsider empat bulan kurungan.
(ryn/sur)